Haji, ibadah suci yang didambakan oleh setiap muslim. Bagi mereka yang beruntung merasakan panggilan Allah untuk mengunjungi Baitullah, Ka’bah di Mekah, haji merupakan momen yang tak terlupakan. Namun, tak cukup hanya sekadar sampai di sana. Apakah hajimu akan diterima oleh Allah? Apakah hajimu akan menjadi haji yang mabrur?
Haji mabrur adalah sebutan untuk haji yang diterima dan diridhai oleh Allah SWT. Ini adalah tujuan utama setiap muslim yang melaksanakan ibadah haji. Haji mabrur bukan hanya tentang menyelesaikan rangkaian ritual fisik semata, tetapi juga melibatkan hati yang ikhlas, tindakan yang baik, dan perubahan positif dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut adalah beberapa pendapat ulama Islam mengenai haji mabrur:
- Imam Al-Ghazali mengatakan, “Haji mabrur adalah haji yang tidak diiringi oleh keangkuhan atau riya’. Seorang haji yang mabrur adalah mereka yang tulus beribadah hanya untuk mencari keridhaan Allah semata.”
- Imam Ibn Rajab Al-Hanbali berkata, “Haji mabrur adalah haji yang dijalankan dengan hati yang penuh kesungguhan, diiringi oleh perbuatan baik dan amal shaleh, serta berakhlak mulia selama menjalankan ibadah haji dan setelahnya.”
- Imam An-Nawawi menjelaskan, “Haji mabrur adalah haji yang dilakukan dengan menjaga kesucian hati, menjauhkan diri dari dosa dan maksiat, serta diiringi oleh taubat yang ikhlas. Selain itu, haji mabrur juga membutuhkan sikap tawadhu’ (rendah hati) dan pengorbanan dalam membantu sesama manusia.”
- Imam Ibn Qayyim Al-Jawziyyah menyatakan, “Haji mabrur adalah haji yang membuahkan perubahan nyata dalam kehidupan seorang muslim. Setelah menunaikan haji, ia kembali ke tanah airnya dengan penuh semangat untuk meningkatkan kualitas ibadah, berbuat kebajikan, dan berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik.”
Setelah memahami arti dari “Haji Mabrur”, marilah kita lihat tanda-tanda yang menunjukkan bahwa seseorang telah memperoleh haji yang mabrur.
Pertama-tama, hati yang tulus dan ikhlas adalah kunci utama. Seperti yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Innamal-a’malu binniyat, wa innamalikulli mri’imma nawa. Faman kana hijratuhu illa Allahi wa rasulih, fahijratuhu illa Allahi wa rasulih.” Artinya, “Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang dia niatkan. Barangsiapa hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah untuk Allah dan Rasul-Nya.” Dengan hati yang tulus dan ikhlas, hajimu akan menjadi ladang pahala yang berlimpah.
Selanjutnya, tanda lainnya adalah perubahan yang nyata dalam kehidupanmu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Man hajja falam yarfus wa lam yafsuq, raja’a kayawmi waladat-hu ummuhu.” Artinya, “Barangsiapa yang melaksanakan haji tanpa berbicara atau berbuat maksiat, maka dia kembali (dari hajinya) seperti pada hari ibunya melahirkan dia.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim) Perubahan ini adalah bukti bahwa hajimu telah mencapai tingkatan yang mabrur.
Selain itu, seorang haji yang mabrur juga akan merasakan kedamaian batin yang tiada tara. Seperti yang disampaikan dalam Al-Qur’an Surah Ar-Ra’d (13:28), “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah.” Allah berjanji memberikan ketenangan jiwa bagi mereka yang beriman. Rasakanlah kedamaian itu, dan yakinlah bahwa hajimu telah diterima dengan sepenuh hati oleh Allah.
Terakhir, tanda bahwa hajimu mabrur adalah inspirasi yang engkau timbulkan bagi orang lain. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain.” (Hadis Riwayat Ahmad) Ketika kamu kembali ke tanah air, bagikanlah cerita dan pengalamanmu kepada mereka yang belum pernah merasakan panggilan suci itu. Jadilah motivator bagi mereka yang ingin menunaikan ibadah haji. Ceritakanlah tentang cinta dan kebesaran Allah yang engkau saksikan di Baitullah. Dan dengan itu, semoga engkau mampu menginspirasi mereka untuk mengejar mabrurnya haji.
Jadi, mari kita perhatikan tanda-tanda tersebut: hati yang tulus dan ikhlas, perubahan nyata dalam kehidupan, kedamaian batin, dan menjadi inspirasi bagi orang lain. Sebagai muslim, kita harus memahami bahwa haji bukan hanya sekadar ritual fisik semata, tetapi juga sebuah perjalanan spiritual yang membutuhkan ketulusan, perubahan, dan kedekatan dengan Allah. Dengan merasakan tanda-tanda ini dalam dirimu, bersyukurlah karena hajimu telah mencapai taraf yang mabrur. Teruslah berdoa agar Allah senantiasa memperkuat imanmu dan memberikan karunia-Nya. Semoga hajimu menjadi langkah awal menuju kehidupan yang lebih bermakna dan mendapatkan berkah yang tiada tara dari Allah Yang Maha Pemurah.