Berikut ini adalah sebuah kisah penuh ibrah, hikmah dan pengajaran yang mencoba menyentil atau mencubit logika dan sisi moral ruhiyah seorang muslim. Kisah yang mengajarkan kita bagaimana seharusnya menyikapi keseharian dan bagaimana menempatkan harta yang kita miliki. Semoga kita bisa menempatkan kapan harus berhemat, kapan harus berderma.
Saat Ibu Kaya Berbelanja
Seorang ibu kaya berbelanja, langkah kakinya terhenti di depan seorang penjual sayur mayur nan sederhana: “Berapa harga satu ikat kangkung?”
Abang penjual kangkung menjawab: “Seribu rupiah saja Bu…!”.
Si ibu kaya itu lalu berkata: “3 ikat, dua ribu rupiah ra…?”.
“Wah, nggak dapat Bu…”, jawab penjual kangkung.
“Ya udah, kalau gitu saya nggak jadi beli”, timpal si Ibu.
Dengan wajah memelas, akhirnya si penjual kangkung itu berkata: “Ya sudahlah bu… Ambillah..!”.
Si perempuan kaya itu membeli dengan perasaan menang. Ia sangat bahagia.
Di lain waktu, ibu kaya itu makan di sebuah restoran mewah bersama keluarganya. Setelah selesai makan ia minta kwitansi pembayaran. Di sana tertulis 485 ribu. Ibu itu mengeluarkan lembaran 100 ribu sebanyak 5 lembar, kemudian memberikannya kepada pelayan restoran yang membawa kwitansi, lalu ia berpesan: “Kembaliannya ambil saja.. anggap sebagai uang tips!”.
Hal seperti ini sering terjadi dalam masyarakat. Banyak manusia yang merasa hebat ketika bisa menekan orang lemah, tapi melunak dan segan kepada orang yang memang sudah berpenghasilan besar juga.
Ayo kita buat gerakan tidak menawar kepada penjual sayuran atau makanan yang dijual oleh orang-orang yang lemah bila harganya masih terbilang wajar. Niatkanlah membantu melalui kepedulian dan sebagai jalan ibadah kita.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Carilah keridhaanku dengan berbuat baik kepada orang-orang lemah diantara kalian, karena kalian diberi rezeki dan ditolong juga disebabkan orang-orang lemah kalian.†[HR. Abu dawud dan An-Nasai dalam Ash-Shahihah]
Semoga bermanfaat.