Di setiap bulan Sya’ban kebanyakan orang akan memperbincangkan satu malam di pertengahannya yaitu “Malam Nisfu Sya’ban“. Malam ini adalah malam tanggal 15 Sya’ban dalam kalender islam. Ada sebagian yang mengistimewakannya, melakukan amal-amal ibadah khusus pada malam itu seperti sholat dan dzikir dan melanjutkan dengan puasa pada siang harinya. Namun ada pula yang menganggap bahwa pengistimewaan itu tidak memiliki dalil bahkan menganggap amalan-amalan ibadah khusus di malam nishfu Sya’ban sebagai bid’ah (mengada-ada).
Ada bebebarap hadits Hasan dan Shahih yang berbicara seputar keutamaan malam Nishfu Sya’ban ini. Hadits-hadits dimaksud adalah:
Hadits 1
عن أبي موسى عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ((إن الله ليطلع ليلة النص٠من شعبان ÙيغÙر لجميع خلقه, إلا لمشرك أو مشاØÙ†)) [رواه ابن ماجه ÙˆØسنه الشيخ الألبانى ÙÙ‰ صØÙŠØ Ø§Ø¨Ù† ماجه (1140)]
Artinya: “Dari Abu Musa, Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah muncul (ke dunia) pada malam Nishfu Sya’ban dan mengampuni seluruh makhluk-Nya, kecuali orang musyrik dan orang yang dengki dan iri kepada sesama muslim.” (HR. Ibn Majah, dan Syaikh Albani menilainya sebagai hadits Hasan sebagaimana disebutkan dalam bukunya Shahih Ibn Majah no hadits 1140).
Hadits 2
عن عبد الله بن عمرو عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ((إن الله ليطلع إلى خلقه ليلة النص٠من شعبان ÙيغÙر لعباده إلا اثنين: مشاØÙ†, أو قاتل Ù†Ùس)) [رواه Ø£Øمد وابن Øبان ÙÙ‰ صØÙŠØÙ‡]
Artinya: “Dari Abdullah bin Amir, Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah akan menemui makhluk-Nya pada malam Nishfu Sya’ban, dan Dia mengampuni dosa hamba-hambanya kecuali dua kelompok yaitu orang yang menyimpan dengki atau iri dalam hatinya kepada sesama muslim dan orang yang melakukan bunuh diri.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban sebagaimana ditulisnya dalam buku Shahihnya).
Namun, Syaikh Syu’aib al-Arnauth menilai hadits tersebut hadits yang lemah, karena dalam sanadnya ada dua rawi yang bernama Ibn Luhai’ah dan Huyay bin Abdullah yang dinilainya sebagai rawi yang lemah. Namun demikian, ia kemudian mengatakan bahwa meskipun dalam sanadnya lemah, akan tetapi hadits tersebut dapat dikategorikan sebagai hadits Shahih karena banyak dikuatkan oleh hadits-hadits lainnya (Shahih bi Syawahidih).
Hadits 3
عن عثمان بن أبي العاص مرÙوعا قال, قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((إذا كان ليلة النص٠من شعبان نادى مناد: هل من مستغÙر ÙأغÙر له؟ هل من سائل Ùأعطيه؟ Ùلا يسأل Ø£Øد شيئا إلا أعطيه, إلا زانية بÙرجها أو مشركا)) [رواه البيهقى]
Artinya: “Dari Utsman bin Abil Ash, Rasulullah saw bersabda: “Apabila datang malam Nishfu Sya’ban, Allah berfirman: “Apakah ada orang yang memohon ampun dan Aku akan mengampuninya? Apakah ada yang meminta dan Aku akan memberinya? Tidak ada seseorang pun yang meminta sesuatu kecuali Aku akan memberinya, kecuali wanita pezina atau orang musyrik.” (HR. Baihaki).
Tiga hadits di atas menunjukkan adanya dalil keistimewaan malam nishfu sya’ban. Dari hadits-hadits tersebut kita dapat pula mengambil kesimpulan bahwa Allah sangat membenci orang-orang yang musyrik, pezina, bunuh diri (pembunuh), dan pendengki. Allah tidak akan memberi ampunan atau mengabulkan permohonan pada malam itu kepada golongan ini.
Para ulama sebagian besar menyatakan bahwa riwayat hadits yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad melakukan sholat tertentu (khusus, misal 100 kali rakaat) di malam ini adalah dhaif atau lemah bahkan ada yang palsu. Jadi, tidak bisa dijadikan landasan untuk melakukan ibadah sholat khusus yang sama. Apalagi dengan jumlah rakaat tertentu dan bacaan tertentu.
Namun dari sunnah Nabi Muhammad saw. kita juga bisa mengambil hikmah, bahwa beliau suka melakukan amal kebaikan pada hari-hari atau waktu-waktu yang istimewa. Misalnya pada hari Juma’at, bulan Ramadhan atau pada sepertiga terakhir waktu malam. Jadi, tidak ada salahnya jika kita mengambil kesempatan istimewanya malam nishfu sya’ban untuk melakukan ibadah yang lebih istimewa pula atau berdoa.
Apalagi secara umum bulan Sya’ban adalah juga bulan yang istimewa. Rasulullaah saw, biasa memperbanyak puasa di bulan Sya’ban ini sebagaimana hadits berikut:
Dari Usamah bin Zaid, dia berkata, saya bertanya: “Wahai Rasulullah, aku tidak melihat engkau (sering) berpuasa dalam satu bulan seperti engkau berpuasa di bulan Sya’ban?†Beliau bersabda: “Itu adalah bulan yang kebanyakan orang melalaikannya yaitu antara Rajab dan Ramadhan. Yaitu bulan yang di dalamnya diangkat amalan-amalan kepada Allah, Tuhan seluruh alam. Maka aku ingin [ketika] amalanku diangkat, aku dalam keadaan berpuasa.†(Dinyatakan hasan oleh Al-Albany dalam Shahih An-Nasa’i, no. 2221; dishahihkan oleh Ibnu Huzaimah).
Wallahu a’lam bishshawab.
Berdasarkan hisab visibilitas hilal 1 Jumadil Awal 1446 H, bulan sabit pertama akan bisa diamati…
Kementerian Agama Republik Indonesia telah secara resmi merilis Kalender Islam 2025. Kemenag RI memberi tajuk…
Bulan Rabiul Akhir 1446 H ditandai dengan ijtimak siklus bulan ke-17.344 dalam kalender hijriyah yang…
Prosesi rukyatul hilal atau melihat hilal awal bulan Dzulhijah telah dilakukan di berbagai negara pada…
Berdasarkan keputusan Mahkamah Agung Arab Saudi kemarin petang waktu setempat, ditetapkan bahwa 1 Dzulhijah 1445…
Secara hisab Ijtima’ akhir Ramadhan 1445 H. terjadi hari Selasa, 9 April 2024 M, pukul…
View Comments
Ass. wr.wb. Salam silahturohmi Bib....sy sangat setuju..isi hadis 1-3....Ada apa di malam Nishfu Syaban?
Ass.wr wb. Salam silahturahmi Bib...saya warsono setuju pedapat Habib...
Assl.
Terima kasih atas informasinya...
Semoga anda selalu ada dalam perlindungan Allah SWT..
izin copy thanks
Assalumalikum........
Boleh saya guna artikel mengenai nisfu syaban tu??
Aslm... akhi ana pernah mendapat kiriman hadits dari teman-teman ana pada malam nishfu sya'ban dan bunyinya "Rosulullah SAW bersabda: barang siapa mengingatkan kepada sesama tentang kedatangan bulan ini, maka api neraka haram baginya", apakah hadits ini shahih?