Hari Jum’at, 14 Oktober 2022, menjadi hari bersejarah bagi kaum muslimin di kota Kolonye (Koeln), Jerman. Pada hari tersebut, untuk pertama kalinya, masjid DITIB-Zentralmoschee – masjid terbesar di Jerman yang dibangun oleh komunitas muslim Turki – diperkenankan oleh pemerintah setempat untuk mengumandangkan adzan melalui pengeras suara yang diperdengarkan ke luar masjid. Sekitar 3 ribu orang berkumpul untuk menyaksikan dan merekam peristiwa bersejarah bagi kaum muslimin tersebut. Seperti diketahui, masjid-masjid kaum muslimin yang berada di negeri-negeri eropa biasanya tidak diijinkan untuk mengumandangkan adzan secara publik atau dengan pengeras suara ke luar masjid. Adzan biasanya hanya diperdengarkan di dalam ruangan masjid saja.
Tepat pada pukul 13:25 waktu setempat, muadzin bernama Mustafa Kadir memulai bacaan dan seruan sholatnya melalui pengeras suara. Namun, suara yang diperbolehkan keluar dari masjid hanyalah hingga 60 dB atau seperti suara orang bercakap-cakap. Musatafa mengumandangkan adzan selama 2 menit 36 detik. Lama kumandang adzan ini sekitar setengah dari durasi waktu 5 menit yang diijinkan oleh pemerintah setempat. Aturan pengumandangan adzan oleh masjid ini merupakan bagian dari jaminan kebebasan beragama yang diterapkan oleh pemerintah Jerman. Selain aturan yang telah disinggung sebelumnya, pengumandangan adzan hanya boleh dilakukan seminggu sekali.
Dua orang wartawan dari sebuah kantor pemberitaan katolik menyatakan bahwa diijinkannya pengumandangan adzan ini merupakan sebuah “penghormatan”. Sementara itu, seorang pemuda menambahkan bahwa hal demikian adalah “adil”. Ia melihat bahwa di negeri-negeri mayoritas muslim, gereja-gereja juga diperbolehkan membunyikan lonceng mereka seminggu sekali.
Kumandang adzan di masjid terbesar Jerman ini mengikuti adzan-adzan serupa yang telah diijinkan bagi sekitar 250 masjid lainnya di seluruh Jerman.
Semoga kebebasan beragama seperti ini terus terjaga di negeri tersebut dan adzan menjadi syiar islam di sana.