Nomor induk kependudukan (NIK), bahkan lengkap dengan berkas digital KK kita sudah tersebar di dunia maya. Artinya, nama lengkap kita, termasuk ortu, anak dan saudara kita, tanggal lahir semuanya, serta alamat rumah kita bukanlah rahasia lagi.
Tidak hanya itu, data registrasi kartu SIM telepon genggam kita pun sudah bukan rahasia. Dalam bocoran data lainnya, foto selfie kita, lengkap dengan KTP di tangan, foto KTP itu sendiri atau bahkan video yg kita unggah untuk verifikasi pengguna beberapa aplikasi dan nomor HP kita juga sudah berada di tangan orang-orang yang tidak berwenang melihatnya.
Dan masih dalam rilis bocoran data lainnya, dokumen-dokumen riwayat pendidikan kita pun sudah tak menjadi rahasia lagi. Ijazah, rapor atau sertifikat pendidikan kita, bisa jadi sudah di tangan para penadah data.
Ngerinya, dalam beberapa layanan online, atau aplikasi, salah satu cara verifikasi pengguna yang sah adalah dengan memasukkan nomor KK atau NIK. Beberapa waktu lalu, saya pribadi mengganti nomor HP yg terdaftar dalam salah satu aplikasi jaminan kesehatan hanya dengan memasukkan data nomor KK, NIK dan mengunggah foto KTP dan selfie bersama KTP.
Bayangkan, data-data pribadi tersebut sudah ada di tangan orang lain dan bisa saja digunakan untuk mengakses atau merebut akun-akun kita melalui celah verifikasi data pribadi. Pemilik yang sah tiba-tiba tidak memiliki akses ke akunnya karena nomor HP-nya sduah diganti oleh para pencuri data pribadi. Ngeri kan….?!
Itu baru beberapa jenis data pribadi WNI yang benar-benar diumumkan dan dijual oleh para peretas. Masih banyak sepertinya, jenis data lain, termasuk data-data perusahaan dan lembaga pemerintah yang juga sudah beredar di “zona hitam” dunia maya siap untuk diumbar atau bahkan sudah diperjualbelikan secara rahasia.
Anehnya, dan sayangnya, pemerintah sepertinya tak terlalu ambil pusing dengan “kebocoran besar data pribadi” warga negaranya sendiri. Kita dibiarkan ditelanjangi oleh mereka yang semestinya memayungi dan menyelimuti kita.
Secara hisab, Ijtima’ akhir Jumada al-Ula 1446 H terjadi hari Ahad, 1 Desember…
Berdasarkan hisab visibilitas hilal 1 Jumadil Awal 1446 H, bulan sabit pertama akan bisa diamati…
Kementerian Agama Republik Indonesia telah secara resmi merilis Kalender Islam 2025. Kemenag RI memberi tajuk…
Bulan Rabiul Akhir 1446 H ditandai dengan ijtimak siklus bulan ke-17.344 dalam kalender hijriyah yang…
Prosesi rukyatul hilal atau melihat hilal awal bulan Dzulhijah telah dilakukan di berbagai negara pada…
Berdasarkan keputusan Mahkamah Agung Arab Saudi kemarin petang waktu setempat, ditetapkan bahwa 1 Dzulhijah 1445…