Paling Sering Dilihat

  • Kalender Islam NU Tahun 2023 – Versi PDF (79,747)
    Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) telah menerbitkan Kalender Islam Tahun 2023 M yang mendasarkan tanggal-tanggal islam dengan hisab imkanur rukyat sesuai kriteria MABIMS yang baru (Kriteria 364). NU memberi tajuk kalender ini sebagai: "Almanak 2023 (1444/1445 H)". Kalender ini meliputi… <a href="https://blog.al-habib.info/id/2021/04/nahdlatul-ulama-nu-waktu-shubuh-tidak-berubah-tetap-pada-20-derajat/" class="more-link">Continue Reading <span class="meta-nav">→</span></a>
  • Kalender Islam NU 2022 M dari Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (37,607)
    Catatan: [alert]Info 1 Rajab 1443 H (2022 M)[/alert] NU Menetapkan Kriteria Imkan Rukyat Baru: kemungkinan berdampak kepada mundurnya 1 Ramadhan 1443 H menjadi bertepatan dengan Ahad, 3 April 2022. Sebelumnya, Pemerintah RI juga sudah memutuskan untuk menggunakan kriteria yang sama,… <a href="https://blog.al-habib.info/id/2021/04/nahdlatul-ulama-nu-waktu-shubuh-tidak-berubah-tetap-pada-20-derajat/" class="more-link">Continue Reading <span class="meta-nav">→</span></a>
  • Koleksi Kata Mutiara Islam Bertambah (34,994)
    Widget "Kata Mutiara Islam Harian" yang diluncurkan bebarapa waktu lalu, alhamdulillah, cukup mendapat hati dari para pengunjung. Ia telah digunakan oleh lebih dari 1000 orang hingga saat ini. Hari ini saya berkesempatan menambah koleksi kata mutiara yang akan ditampilkan pada… <a href="https://blog.al-habib.info/id/2021/04/nahdlatul-ulama-nu-waktu-shubuh-tidak-berubah-tetap-pada-20-derajat/" class="more-link">Continue Reading <span class="meta-nav">→</span></a>
Categories: Dunia Islam

Nahdlatul Ulama (NU): Waktu Shubuh Tidak Berubah, Tetap pada -20 Derajat

Perbandingan antara langit cerah dan mendung dalam persepsi munculnya waktu fajar atau shubuh.

Beberapa waktu terakhir terdapat polemik mengenai waktu shubuh di mana waktu shubuh di Indonesia mendapat sorotan dari sebagian masyarakat. Waktu shubuh di Indonesia, dan juga negara-negara tetangga, mengacu kepada waktu saat matahari berada pada ketinggian -20 derajat di bawah ufuk. Sudut ini dianggap sebagian orang terlalu rendah dan belum menghasilkan pendaran cahaya fajar yang jelas dan memanjang secara horisontal di atas ufuk. Muhammadiyah telah mengumumkan koreksi waktu shubuh di Indonesia menjadi –18 derajat setelah melakukan berbagai pengamatan dan pengukuran terbitnya cahaya fajar. Sebelumnya, negara jiran, Malaysia juga telah memundurkan waktu shubuh sekitar 8 menit dengan acuan sudut matahari waktu fajar yang sama dengan Muhammadiyah, yaitu -18 derajat.

Pemerintah RI, dalam hal ini Kementerian Agama, belum merubah sudut waktu shubuh resmi. Sementara itu, Nahdhatul Ulama (NU) baru-baru ini mengeluarkan hasil kajian yang mendukung pemakain sudut -20 derajat sebagai awal waktu shubuh di Indonesia.
Berikut adalah ikhtisar dari maklumat yang dikeluarkan oleh Lembaga Falakiyah NU pada 8 Ramadhan 1442 H atau 20 April 2021. Isi lengkap dari Hasil Kajian Awal Waktu Shubuh di Indonesia oleh Lembaga Falakiyah NU bisa diunduh di sini:

PANDANGAN NAHDLATUL ULAMA TENTANG KRITERIA AWAL WAKTU SUBUH DI INDONESIA

1. Jumhur ulama sepakat awal waktu Subuh adalah saat terbitnya fajar shadiq di waktu ghalas / taghlis dan terjadi setelah hadirnya fajar kadzib. Sedangkan waktu isfar adalah waktu yang afdhol untuk menunaikan shalat Subuh.
2. Terdapat tiga pendapat mengenai identitas fajar shadiq. Pendapat pertama fajar shadiq cukup terang sehingga bisa menerangi puncak pegunungan / perbukitan, yang bersandar pada pendapat Ibnu Abbas RA dan lain-lain. Pendapat kedua dari Imam Ghazali dan lain-lain, fajar shadiq adalah cahaya putih kemerah-merahan terang yang telah menyebar di ufuk dan mudah dilihat mata. Dan pendapat ketiga, fajar shadiq adalah cahaya yang sudah muncul di ufuk meskipun samar dan bisa dibedakan dengan fajar kadzib. Pendapat ketiga bersandar pada ar-Razi, az-Zamakhsyari dan lain-lain.
3. Bersandar pada pendapat ar-Razi, az-Zamakhsyari dan lain-lain tersebut maka fajar shadiq menurut ilmu falak adalah berkas cahaya Matahari yang mengalami pembiasan, hamburan dan serapan oleh sifat optis atmosfer sehingga tepat telah tiba di ufuk meskipun Matahari belum terlihat secara langsung.
4. Para peneliti Nahdlatul Ulama telah meneliti fenomena fajar shadiq sejak 2010 hingga sekarang. Telah terhimpun 37 data pengamatan dengan nilai tinggi Matahari lebih kecil dari negatif 18º. Di antaranya terdapat 17 data dengan fajar kadzib terlihat dan memiliki nilai tinggi Matahari rata-rata negatif 19º 54’ ± 0º 24’. Adapun 20 data sisanya memiliki nilai tinggi Matahari rata-rata negatif 19º 29’ ± 1º 04’. Secara statistik kedua kelompok data itu sama sehingga dapat dianalisis secara bersama-sama.
5. Dalam 37 data tersebut terdapat 8 data yang dengan nilai tinggi Matahari lebih kecil dari negatif 20º. Berdasarkan prinsip nilai terkecil (digunakan juga dalam pembentukan kriteria visibilitas hilal), maka cukup rasional (setelah dibulatkan) bahwa titik belok kurva terendah berada di negatif 21º. Tetapi dalam kajian fiqih dikenal langkah pengamanan sebagai bagian dari kehati-hatian. Langkah pengamanan yang rasional adalah menambahkan 1º lebih tinggi dibanding titik belok kurva terendah. Sehingga awal fajar shadiq terjadi pada tinggi Matahari negatif 20º
6. Kriteria awal waktu Subuh di Indonesia tetap dapat merujuk ke kriteria yang dipedomani Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Agama RI. Dengan demikian Umat Islam di Indonesia dapat tetap menjalankan ibadah shalat Subuh dan puasa dengan lebih tenang dan nyaman. Warga Nahdlatul Ulama juga tetap dapat menggunakan jadwal shalat dan jadwal imsakiyah Ramadhan yang disusun LFNU karena berdasarkan pada kriteria awal waktu Subuh yang sama.
7. Sehubungan dengan mulai terjadinya perbedaan dalam mengumandangkan adzan Subuh di sejumlah daerah, maka warga Nahdlatul Ulama tidak perlu risau. Perbedaan ini serupa dengan perbedaan dalam menentukan awal bulan Ramadhan dan dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha). Sehingga perbedaan tersebut tetap perlu dihormati.
Jakarta, 8 Ramadhan 1442 H / 20 April 2021
Lembaga Falakiyah
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
KH Drs Sirril Wafa, MA
(Ketua)
Habib bin Hilal

Habib bin Hilal adalah pengelola dan Editor dari blog ini serta situs Alhabib - Mewarnai dengan Islam.

Recent Posts

Foto-foto Bulan Sabit 1 Jumadil Awal 1446 H

Berdasarkan hisab visibilitas hilal 1 Jumadil Awal 1446 H, bulan sabit pertama akan bisa diamati…

3 minggu ago

Unduh Kalender Islam 2025, Resmi dari Kemenag RI

Kementerian Agama Republik Indonesia telah secara resmi merilis Kalender Islam 2025. Kemenag RI memberi tajuk…

4 minggu ago

Kapan 1 Rabiul Akhir 1446 H Dimulai?

Bulan Rabiul Akhir 1446 H ditandai dengan ijtimak siklus bulan ke-17.344 dalam kalender hijriyah yang…

2 bulan ago

Koleksi Foto Bulan Sabit (Hilal) 1 Dzulhijah 1445 H

Prosesi rukyatul hilal atau melihat hilal awal bulan Dzulhijah telah dilakukan di berbagai negara pada…

6 bulan ago

Hilal Terlihat, Arab Saudi Tetapkan 1 Dzulhijah 1445 H Jatuh Pada Hari Jumat, 7 Juni 2024

Berdasarkan keputusan Mahkamah Agung Arab Saudi kemarin petang waktu setempat, ditetapkan bahwa 1 Dzulhijah 1445…

6 bulan ago

Kapan Idul Fitri, 1 Syawal 1445 H Menurut Hisab dan Rukyat di Indonesia?

Secara hisab Ijtima’ akhir Ramadhan 1445 H. terjadi hari Selasa, 9 April 2024 M, pukul…

8 bulan ago