Bacaan sholawat, atau doa dan pujian yang kita panjatkan kepada Allah untuk Nabi kita, Rasulullah saw. ada banyak macamnya. Dari yang diajarkan Nabi sendiri hingga yang digubah oleh para ulama. Salah satunya adalah “Shalawat Asyghil“. Sholawat ini dahulu amat akrab di telinga kaum muslimin karena sering terdengar dari masjid-masjid dan mushola-mushola menjelang maghrib. Selain itu, langgam pengucapan sholawat ini juga sangat enak didengar di telinga.
Sholawat ini menemukan momentum di kala kaum muslimin sedang dalam suasana genting. Isi dan sejarah sholawat asyghil (sibuk) akan kita cermati di bawah ini.
Sebelum kita melihat arti shalawat asyghil ini, mari kita baca lirik dari sholawat ini:
Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammad,Â
wa asyghilizh-zhalimiin bizh-zhalimiin,Â
wa akhrijnaa mim-bainihim saalimiin,Â
wa ‘alaa aalihi wa shahbihi ajma’iin.
- Ya ALLAH, limpahkanlah sholawat kepada junjungan kami Nabi Muhammad,
- dan sibukkanlah orang-orang zhalim (agar mendapat kejahatan) dari orang zhalim lainnya,
- keluarkanlah kami dari kejahatan mereka dalam keselamatan.
- dan berikanlah sholawat kepada seluruh keluarga Nabi serta para sahabat beliau.
Sholawat ‘Asyghil’ (sibuk) ini, selain memohonkan rahmat ALLAH untuk kesejahteraan Rasulullah saw, juga bertujuan untuk memohon keselamatan dari kezhaliman para penguasa. Sebagian kaum muslimin mempopulerkan shalawat ini agar memenangkan para calon pemimpin muslim di atas orang kafir seperti di Pilkada DKI Jakarta 2017.
Konon, do’a tersebut dipanjatkan oleh Imam Ja’far ash-Shadiq (wafat 138 H), salah seorang tonggak keilmuan dan spiritualitas Islam di awal masa keemasan umat Islam. Beliau hidup di akhir masa Dinasti Umawiyyah dan awal era Abbasiyyah yang penuh intrik dan konflik politik.
Sholawat ‘Asyghil’ ini juga dikenal dengan sebutan sholawat ‘Habib Ahmad bin Umar al-Hinduan Baalawy’ (wafat 1122 H). Dikarenakan sholawat ini tercantum di dalam kitab kumpulan sholawat beliau, ‘al-Kawakib al-Mudhi’ah Fi Dzikr al-Shalah Ala Khair al-Bariyyah’. Namun beliau hanya mencantumkan, bukan mengarang redaksinya.
Sholawat ini pertama kalinya dipopulerkan di Indonesia melalui pemancar radio milik Yayasan Pesantren As-Syafi’iyyah yang diasuh ulama besar Betawi, almarhum KH Abdullah Syafi’i (wafat 1406 H). Sholawat ini dibawakan dengan nagham (nada) yang sangat menyentuh hati, indah didengar dan terasa sejuk di hati pembaca dan pendengarnya.
Berikut ini adalah berkas suara (audio) dari “Sholawat Asyghil” dalam format mp3: sholawat-asyghil-suara  yang bisa anda unduh.
Semoga bermanfaat.
Secara hisab, Ijtima’ akhir Jumada al-Ula 1446 H terjadi hari Ahad, 1 Desember…
Berdasarkan hisab visibilitas hilal 1 Jumadil Awal 1446 H, bulan sabit pertama akan bisa diamati…
Kementerian Agama Republik Indonesia telah secara resmi merilis Kalender Islam 2025. Kemenag RI memberi tajuk…
Bulan Rabiul Akhir 1446 H ditandai dengan ijtimak siklus bulan ke-17.344 dalam kalender hijriyah yang…
Prosesi rukyatul hilal atau melihat hilal awal bulan Dzulhijah telah dilakukan di berbagai negara pada…
Berdasarkan keputusan Mahkamah Agung Arab Saudi kemarin petang waktu setempat, ditetapkan bahwa 1 Dzulhijah 1445…