Arah Kiblat ternyata juga dibahas oleh para penganut faham “bumi datar” atau “flat earth“. Mereka beranggapan bahwa menghadap kiblat hanya bisa benar dilakukan pada bumi yang datar. Namun sayangnya, para pengusung “bumi datar” ini tidak memiliki data atau perhitungan mengenai arah kiblat yang bisa dijadikan rujukan. Mereka hanya berargumen, Allah meminta kita menghadap Ka’bah, artinya itu hanya bisa terjadi jika bumi datar dan kita bisa melihat Ka’bah. Titik.
Arah dalam konteks ruang adalah penjuru yang memiliki jarak terdekat antara dua titik. Ketika bicara mengenai arah kiblat, kita memiliki dua titik yaitu tempat yang ditentukan arah kiblatnya dan tujuan dari arah tersebut, yaitu Ka’bah atau kota Mekah. Dalam konsep bumi bulat, arah kiblat ini adalah garis yang menghubungkan Mekah dengan tempat lain yang mengikuti “great circle line” atau garis keliling terbesar dari bola dunia. Arah kiblat bisa dihitung dengan konsep trigonometri bola jika kita mengetahui titik koordinat Mekah dan tempat lainnya.
Arah kiblat dalam konsep bumi datar juga bisa dihitung jika kita mengetahui bentuk bumi datar itu seperti apa.
Dengan membandingkan hasil perhitungan arah kiblat berdasarkan konsep bumi datar dengan bumi bulat, kita bisa mengetahui konsep mana yang benar.
Salah seorang ilmuwan geografi, Ma’rufin Sudibyo, dalam blognya telah membandingkan hasil perhitungan arah kiblat antara kedua konsep tersebut dan mencocokkannya dengan hasil penentuan arah kiblat berdasarkan istiwa a’zham atau hari rasydul qiblah, hari penentuan arah kiblat. Hasilnya menunjukkan bahwa perhitungan berdasarkan konsep bumi datar melenceng jauh dari perhitungan arah kiblat saat hari penentuan arah kiblat ini.
Mengapa hari penentuan arah kiblat bisa dijadikan patokan uji kebenaran konsep antara bumi datar dan bumi bulat?
Hari penentuan arah kiblat ini mengandalkan pengetahuan yang telah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan dikembangkan oleh para astronom muslim. Para ilmuwan muslim tahu sejak jaman dahulu bahwa matahari berada tepat di atas Ka’bah pada jam tertentu pada 2 hari tertentu dalam setahun. Berbekal pengetahuan tadi, arah kiblat untuk masjid di berbagai kota yang jauh dari Mekah bisa ditentukan dengan akurat.
Satu hal lagi yang diangkat Ma’rufin adalah kebenaran konsep bumi bulat berdasarkan petunjuk Nabi Muhammad mengenai arah kiblat di kota Sana’a, ibukota Yaman.
Beberapa bulan sebelum Rasulullah SAW wafat, meletus pemberontakan Aswad al-Insa di Yaman. Pada puncaknya al-Insa, yang mengklaim sebagai nabi baru, dan para pengikutnya berhasil menduduki kota Sana’a (ibukota Yaman).
Untuk mengatasinya Rasulullah SAW mengutus pasukan perintis yang dipimpin sahabat Wabir ibn Yuhannas RA dari kabilah Khuza’a ke Yaman. Tujuan pertamanya adalah menyatukan kekuatan-kekuatan Islam yang tercerai berai di Yaman dan pada akhirnya memadamkan pemberontakan.
Kepada Wabir, Rasululah SAW berpesan:
“Ajaklah mereka beriman. Jika mereka menaatimu tentang hal itu maka aturlah mengenai shalat. Jika mereka menaatimu mengenai hal itu, bangunlah masjid di taman Badzan (Bathan), yang disitu ditemukan sebuah batu asli Gumdan dan arahkan ke sebuah gunung bernama Jabal Dayn.” (HR Thabrani dengan sanad hasan).
Hadits inilah yang menjadi landasan hukum arah kiblat. Secara tersurat hadits tersebut memperlihatkan bahwa di kota Sana’a tepatnya di bagian kota lama dimana taman Bathan berada (yang menjadi bagian dari istana Gumdan), arah kiblat di sini adalah sama dengan arah menuju Jabal Dayn.
Jabal Dayn adalah kerucut vulkanis dorman setinggi 2.900 meter dpl (400 meter dari elevasi kota Sana’a) yang menjadi bagian dari gunung berapi raksasa Harrat Arhab. Jabal Dayn terletak sejauh 20 kilometer dari kota Sana’a. Sementara lokasi dimana taman Bathan dulu berada kini telah menjadi Masjid Jami’ al Kabir atau Grand Mosque of Sana’a, masjid terbesar dan tertua di kota itu sekaligus tempat ditemukannya salah satu manuskrip al-Qur’an yang tertua.
Ilmu falak [berdasarkan konsep bumi bulat] telah membuktikan bahwa bila dari masjid ini ditarik garis lurus ke puncak Jabal Dayn dan garis tersebut diperpanjang hingga hampir 820 kilometer jauhnya, maka ujung garis tersebut akan tepat berada di Ka’bah. Ini sekaligus membuktikan kebenaran sabda Rasulullah SAW tersebut. Arah kiblat di kota Sana’a adalah pada azimuth 326,2°
Bagaimana dengan arah kiblat dalam model Bumi datar? Perhitungan (yang dasar-dasarnya disajikan di sini https://t.co/kIJhxu2oLF) memperlihatkan bahwa arah kiblat model Bumi datar bagi kota Sana’a adalah pada azimuth 320,15°. Atau berselisih 6°.
Sekilas selisihnya kecil, namun sejatinya implikasinya fatal. Saat kita menyejajarkan diri dengan arah kiblat model Bumi datar di kota Sana’a, sejatinya kita tak lagi mengarah ke Jabal Dayn. Ini jelas melanggar ketentuan yang digariskan sabda Nabi SAW di atas. Lebih menyesakkan lagi, saat dari kota Sana’a ditarik garis lurus berimpit arah kiblat model Bumi datar tersebut hingga sejauh hampir 820 kilometer, maka ujung dari garis itu ada di satu tempat di dekat kota ad-Damar (Sudan). Terhadap Ka’bah, tempat tersebut berjarak 650 kilometer jauhnya. Ini jelas menunjukkan bahwa model Bumi datar adalah keliru.
Semoga bermanfaat.
Save
Save
Secara hisab, Ijtima’ akhir Jumada al-Ula 1446 H terjadi hari Ahad, 1 Desember…
Berdasarkan hisab visibilitas hilal 1 Jumadil Awal 1446 H, bulan sabit pertama akan bisa diamati…
Kementerian Agama Republik Indonesia telah secara resmi merilis Kalender Islam 2025. Kemenag RI memberi tajuk…
Bulan Rabiul Akhir 1446 H ditandai dengan ijtimak siklus bulan ke-17.344 dalam kalender hijriyah yang…
Prosesi rukyatul hilal atau melihat hilal awal bulan Dzulhijah telah dilakukan di berbagai negara pada…
Berdasarkan keputusan Mahkamah Agung Arab Saudi kemarin petang waktu setempat, ditetapkan bahwa 1 Dzulhijah 1445…
View Comments
Sebaiknya tanya ke pilot yang jujur. Arah Indonesia ke Saudi Arabia itu ke barat mengarah utara, atau barat, atau barat mengarah selatan? Atau riset sendiri: menyimak timelapse, atau bikin timelapse sendiri. Itu lebih menjamin validitasnya. Karena banyak 'keanehan' pada perjalanan via udara yang membuat kita berfikir ulang tentang apa yang kita yakini selama ini.
[WORDPRESS HASHCASH] The poster sent us '0 which is not a hashcash value.
Tanpa bertanya pun, kita bisa membayangkan dan mempelajari sendiri. Kadang keanehan yang kita rasakan berasal dari ketidakmampuan kita memahami. Belajarlah terus dan kaji ilmu.
Trimakasih atas pencerahannya Ustadz ...
Menentukan arah kiblat persepsi bumi bulat dan persepsi bumi datar tidak boleh menggunakan satu jenis peta yang sama... karena peta bumi datar dengan globe itu berbeda... coba cek arah kiblat negara Kanada, yang secara garis lintang berada lebih utara dari Ka'bah, kok kiblatnya malah ke arah timur laut?... bukankah dengan peta bumi bulat mestinya ke arah tenggara ?...
Arah Kiblat daerah Kanada memang ke arah Timur Laut. Ini karena bumi bulat. Jadi, tidak sama dengan peta yang datar, atau peta dunia yang dibentangkan dalam bentuk persegi panjang. Kalau cuma melihat peta persegi panjang ini, seolah-olah arah kiblatnya adalah Tenggara. Padahal berdasarkan konsep bumi bulat, arah terdekat dari Kanada ke Mekah adalah arah Timur Laut.
Silahkan lihat: https://www.al-habib.info/arah-kiblat/
Assalamualaikum kang,
Giliran di page yg ini kok sepi ya gada komen2annya. Hehe
Teori flat earth menurut saya hanya konspirasi utk memecah umat muslim dengan metode yg berbeda.
Terima kasih atas infonya kang semoga kaum muslimin bisa menyadari secepatnya bahwa bumi itu tidaklah datar.
Wallahualam.
Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh
:)
Assalamualaikum wr.wb
Tentang globe earth dan Flat earth bukan saya menilai salah kitah suci allah Tapi kenapa dalam ayat al quran tertulis adanya bumi datar dan bumi bulat. Dan banyak juga ulama berdebat dengan konpirasi bumi datar dan bumi bulat. Saya umat muslim jadi saya hanya bisa percaya dan terus mempercayai nya
Wa'alaikum salam,
semoga tulisan mengenai arah kiblat ini menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan (sains) sebenarnya adalah ayat-ayat Allah juga. Karena itu, jika ia dipelajari dengan benar, hasilnya akan tidak bertentangan dengan ayat-ayat Allah dalam Al Qur'an dan hadits Nabi Muhammad saw.