Paling Sering Dilihat

  • Kalender Islam NU Tahun 2023 – Versi PDF (79,328)
    Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) telah menerbitkan Kalender Islam Tahun 2023 M yang mendasarkan tanggal-tanggal islam dengan hisab imkanur rukyat sesuai kriteria MABIMS yang baru (Kriteria 364). NU memberi tajuk kalender ini sebagai: "Almanak 2023 (1444/1445 H)". Kalender ini meliputi… <a href="https://blog.al-habib.info/id/2016/05/reformasi-kalender-masa-rasulullah-saw/" class="more-link">Continue Reading <span class="meta-nav">→</span></a>
  • Kalender Islam NU 2022 M dari Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (37,188)
    Catatan: [alert]Info 1 Rajab 1443 H (2022 M)[/alert] NU Menetapkan Kriteria Imkan Rukyat Baru: kemungkinan berdampak kepada mundurnya 1 Ramadhan 1443 H menjadi bertepatan dengan Ahad, 3 April 2022. Sebelumnya, Pemerintah RI juga sudah memutuskan untuk menggunakan kriteria yang sama,… <a href="https://blog.al-habib.info/id/2016/05/reformasi-kalender-masa-rasulullah-saw/" class="more-link">Continue Reading <span class="meta-nav">→</span></a>
  • Melacak Asal-usul Foto Nabi Muhammad (33,807)
    Pada Oktober tahun 2009 yang lalu, kaum muslimin di Indonesia sempat digemparkan dengan berita beredarnya pin bergambar sosok yang diberi label dan dikatakan sebagai Nabi Muhammad. Pin yang beredar di Makassar, Sulawesi Selatan itu menampilkan gambar pasfoto seorang pemuda arab… <a href="https://blog.al-habib.info/id/2016/05/reformasi-kalender-masa-rasulullah-saw/" class="more-link">Continue Reading <span class="meta-nav">→</span></a>

Reformasi Kalender di Masa Rasulullah saw.

Di masa sekarang ini, umat islam di Indonesia maupun di seluruh dunia, belum memiliki kalender islam yang satu. Alhasil, perbedaan pelaksanaan ibadah maupun perayaan hari raya yang berlandaskan bulan-bulan dan penanggalah hijriyah sering terjadi. Lebih disayangkan lagi, perbedaan itu bahkan kadang terjadi dan ‘memecah’ persatuan kaum muslimin dalam satu negara atau bahkan satu keluarga.

Umat islam yang seharusnya satu, ironisnya, belum bersatu pada satu sistem kalender yang mendasari kehidupan mereka.

Berikut ini adalah sebuah renungan dari akun Facebook M Ihtirozun Nizam, yang semoga bisa menggugah semangat kita untuk menyatukan kalender islam.

Pada masa pra Islam, masyarakat Arab memakai kalender dengan sistem lunisolar (kombinasi sistem berbasis bulan/qamariyah dan sistem berbasis matahari/syamsiah). Artinya setiap 1 bulan berjumlah 29 atau 30 hari sesuai pergerakan Bulan dari 1 ijtima’ ke ijtima’ berikutnya. Dengan demikian selama 12 bulan ada 354 hari yang dilewati. Untuk menyesuaikan dengan kalender syamsiyah yang berjumlah 365 hari, maka dijadikanlah selisih 11 hari tersebut menjadi bulan ke-13 sebagai bulan sisipan (intercalary month) atau istilah arabnya nasi’.

Sisipan 11 hari (nasi’) ini syarat akan nuansa politis. Di kalangan masyarakat Arab nasi’ ini dimanfaatkan sesuai kepentingan mereka. Satu aturan yang sudah berlaku di kalangan masyarakat Arab adalah larangan adanya peperanagan pada 4 bulan yang dimuliakan, yakni Muharram, Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijjah.

Di sini masyarakat Arab memanfaatkan nasi’/sisipan 11 hari untuk mempercepat dan memperlambat bulan Muharram. Mereka akan mempercepat bulan Muharram dan segera bergegas menuju bulan Safar apabila mereka siap dan menginginkan adanya perang, Yaitu dengan memasukkan 11 hari sisipan tersebut ke dalam Muharram sehingga bulan Muharram akan segera selesai dan masuk di bulan Safar, dimana tidak ada larangan perang di dalamnya. Namun, apabila mereka belum siap atau tidak menginginkan perang, 11 hari sisipan tersebut dianggap sebagai bulan ke-13 sehingga bulan Muharram tidak cepat berlalu dan tidak akan segera terjadi perang. Jadi, bisa dikatakan kalender Arab pada waktu itu masih kacau dan belum tersistem dengan baik.

Melihat kekacauan tersebut, Nabi hadir untuk menenertibkan Kalender. Sebagaimana yang diabadikan dalam surat at-Taubah ayat 36-37, praktek nasi’ yang berlaku di kalangan masyarakat Arab berhasil dihapus oleh Nabi sehingga kalender yang dipakai bisa lebih teratur dan tidak membingungkan.

Dewasa ini nampaknya kebingungan mengikuti kalender juga terjadi. Terkadang kita melihat di kalender ormas A beda harinya dengan kalender di ormas B atau kalender di negara A beda dengan kalender di negara B. Dulu Nabi telah memberikan contoh untuk membuat kalender yang memberikan mashlahah kepada seluruh umat. Lantas, Bagaimana dengan kita?

‪#‎At‬-Tawajjuh ila At-Taqwim Al-Hijri Al-Muwahhid

Semoga bermanfaat.

Habib bin Hilal

Habib bin Hilal adalah pengelola dan Editor dari blog ini serta situs Alhabib - Mewarnai dengan Islam.

Recent Posts

Foto-foto Bulan Sabit 1 Jumadil Awal 1446 H

Berdasarkan hisab visibilitas hilal 1 Jumadil Awal 1446 H, bulan sabit pertama akan bisa diamati…

3 hari ago

Unduh Kalender Islam 2025, Resmi dari Kemenag RI

Kementerian Agama Republik Indonesia telah secara resmi merilis Kalender Islam 2025. Kemenag RI memberi tajuk…

1 minggu ago

Kapan 1 Rabiul Akhir 1446 H Dimulai?

Bulan Rabiul Akhir 1446 H ditandai dengan ijtimak siklus bulan ke-17.344 dalam kalender hijriyah yang…

1 bulan ago

Koleksi Foto Bulan Sabit (Hilal) 1 Dzulhijah 1445 H

Prosesi rukyatul hilal atau melihat hilal awal bulan Dzulhijah telah dilakukan di berbagai negara pada…

5 bulan ago

Hilal Terlihat, Arab Saudi Tetapkan 1 Dzulhijah 1445 H Jatuh Pada Hari Jumat, 7 Juni 2024

Berdasarkan keputusan Mahkamah Agung Arab Saudi kemarin petang waktu setempat, ditetapkan bahwa 1 Dzulhijah 1445…

5 bulan ago

Kapan Idul Fitri, 1 Syawal 1445 H Menurut Hisab dan Rukyat di Indonesia?

Secara hisab Ijtima’ akhir Ramadhan 1445 H. terjadi hari Selasa, 9 April 2024 M, pukul…

7 bulan ago