Rabu, 1 Juli 2015, lihatlah ke langit Barat beberapa saat setelah Matahari terbenam, anda akan dapatkan dua cahaya terang berhimpitan di atas cakrawala. Dua cahaya cemerlang itu adalah planet Venus sang Kejora dan Jupiter sang Musytari. Venus berada pada sisi sebelah kiri dengan cahayanya yang lebih terang sementara Jupiter berada di sebelahnya.
Sore ini merukan sebuah kesempatan yang jarang terjadi di mana dua buah planet berada pada jarak elongasi yang sangat dekat, hanya 22 menit busur atau 0,3°. Jarak ini lebih dekat daripada garis tengah Bulan sehingga dengan menggunakan teleskop kita masih bisa melihat keduanya dalam satu medan pandang.
Peristiwa seperti ini dalam dunia astonomi sering dinamakan konjungsi yang artinya berkumpul. Kali ini Venus dan Jupiter berkumpul di Rasi Leo sang Singa, oleh sebab itu kita juga bisa menyaksikan bintang Regulus yaitu bintang terang di rasi ini berada dekat di sebelah atasnya.
Meskipun kali ini permukaan Venus hanya 1/3-nya yang memantulkan cahaya Matahari namun planet ini nampak sangat terang karena ia lebih dekat dengan Bumi. Sementara Jupiter walaupun ukurannya bisa 12 lebih besar dari Venus namun karena jaraknya juga 12 kali lebih jauh maka cahayanya tidak seterang Venus. Pada saat ini skala kecerlangan Venus mencapai -4,6 dan Jupiter -1,8 yang sering disebut sebagai magnitudo.
Kecuali duet Venus dan Jupiter yang menghias langit Barat sore itu, di langit Timur juga dapat kita saksikan Purnama yang baru saja terbit sehingga membuat langit semakin benderang. Sementara di tinggi di dekat meridian atas, planet Saturnus nampak dengan cahayanya yang sedikit lebih terang dan berbeda diantara bintang-bintang di sekitarnya di Rasi Scorpius si Kalajengking dengan bintang terangnya Antares yang berwarna kemerahan. Di langit Selatan kita juga masih bisa saksikan Crux, rasi yang membentuk imajinasi layang-layang dan dua bintang terang di sebelah timurnya yaitu Rigil Kentauri dan Hadar yang merupakan bagian dari rasi Centaurus.
Dalam sejarah kehidupan manusia peristiwa konjungsi seperti ini sering dicatat oleh para astronom kala itu. Bahkan sebuah peristiwa sejarah yaitu saat kelahiran Isa Al Masih diduga “Bintang Betlehem” yang terlihat oleh para saksi dan disebut-sebut mengiringi peristiwa tersebut adalah peristiwa konjungsi Jupiter-Venus yang terjadi pada 12 Agustus 3 SM. Saat itu jarak keduanya hanya 11 menit busur atau 0,2°.
Jadi tunggu apalagi, segera abadikan momen ini.
[Tulisan: Pak Mutoha]
Secara hisab, Ijtima’ akhir Jumada al-Ula 1446 H terjadi hari Ahad, 1 Desember…
Berdasarkan hisab visibilitas hilal 1 Jumadil Awal 1446 H, bulan sabit pertama akan bisa diamati…
Kementerian Agama Republik Indonesia telah secara resmi merilis Kalender Islam 2025. Kemenag RI memberi tajuk…
Bulan Rabiul Akhir 1446 H ditandai dengan ijtimak siklus bulan ke-17.344 dalam kalender hijriyah yang…
Prosesi rukyatul hilal atau melihat hilal awal bulan Dzulhijah telah dilakukan di berbagai negara pada…
Berdasarkan keputusan Mahkamah Agung Arab Saudi kemarin petang waktu setempat, ditetapkan bahwa 1 Dzulhijah 1445…