Paling Sering Dilihat

  • Kalender Islam NU Tahun 2023 – Versi PDF (79,834)
    Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) telah menerbitkan Kalender Islam Tahun 2023 M yang mendasarkan tanggal-tanggal islam dengan hisab imkanur rukyat sesuai kriteria MABIMS yang baru (Kriteria 364). NU memberi tajuk kalender ini sebagai: "Almanak 2023 (1444/1445 H)". Kalender ini meliputi… <a href="https://blog.al-habib.info/id/2014/07/ramadhan-aku-pura-pura-rindu/" class="more-link">Continue Reading <span class="meta-nav">→</span></a>
  • Kalender Islam NU 2022 M dari Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (37,692)
    Catatan: [alert]Info 1 Rajab 1443 H (2022 M)[/alert] NU Menetapkan Kriteria Imkan Rukyat Baru: kemungkinan berdampak kepada mundurnya 1 Ramadhan 1443 H menjadi bertepatan dengan Ahad, 3 April 2022. Sebelumnya, Pemerintah RI juga sudah memutuskan untuk menggunakan kriteria yang sama,… <a href="https://blog.al-habib.info/id/2014/07/ramadhan-aku-pura-pura-rindu/" class="more-link">Continue Reading <span class="meta-nav">→</span></a>
  • Koleksi Kata Mutiara Islam Bertambah (35,032)
    Widget "Kata Mutiara Islam Harian" yang diluncurkan bebarapa waktu lalu, alhamdulillah, cukup mendapat hati dari para pengunjung. Ia telah digunakan oleh lebih dari 1000 orang hingga saat ini. Hari ini saya berkesempatan menambah koleksi kata mutiara yang akan ditampilkan pada… <a href="https://blog.al-habib.info/id/2014/07/ramadhan-aku-pura-pura-rindu/" class="more-link">Continue Reading <span class="meta-nav">→</span></a>
Categories: Hikmah Islam

Ramadhan, Aku Pura-pura Rindu

Muhasabah Diri

Ramadhan memang bulan istimewa. Nabi Muhammad dan para sahabatnya selalu merindukannya. Kita sebagai umat islam pun demikian rindunya.

Tetapi ternyata rindu kita akan ramadhan sering hanya pemanis kata, tidak dilengkapi dengan amal yang seharusnya.

Berikut ini adalah rangkaian kata penuh hikmah dari Azhar Nurun Ala. Semoga kita bisa mengambil pelajaran darinya.

Ramadhan, ternyata selama ini kami cuma pura-pura merindukanmu.

Sejak dua bulan lalu ketika kami panjatkan doa kepada Allah untuk disampaikan kepadamu, kami selalu bilang kami begitu merindukanmu. Ketika itu pula, kami selalu bilang kami tak sabar lagi untuk berjumpa denganmu—takut rasanya, bila ternyata umur ini membuat kami tak punya kesempatan untuk kita saling menyapa, saling mengisi, saling menyemangati. Akhirnya sampai juga hari ini, bahkan sudah separuh Ramadhan kami jalani.

Benar sekali, sukacita kami menyambut kehadiranmu. Apa lagi yang kami tunggu? Maka petasan meledak dan berisik di sana-sini, masjid-masjid kembali hidup, kitab-kitab dibersihkan dari debu yang menyelimutinya entah sejak kapan—Ramadhan lalu barangkali, berbondong-bondong kami berangkat shalat taraweh meski berat sebab perut kami masih dalam keadaan kenyang keterlaluan, pukul tiga acara televisi sudah ramai dengan lawakan-lawakan yang tidak lucu, dan seperti biasa: lagu-lagu religi diperdengarkan di mana-mana.

Inikah juga yang kau harapkan wahai Ramadhan?

Tiap hari kami menghitung lembar-lembar kitab yang telah kami baca, kami tersenyum: sudah banyak, insyaallah targetan kami tercapai. Kami tak terlalu peduli apakah kitab yang bolak-balik kami baca itu kami mengerti atau tidak, apalagi mengamalkannya—kejauhan. Kami sudah sangat puas bila ada yang bertanya ‘sudah berapa lembar yang telah dibaca’ kami bisa menjawab: sudah khatam dua kali. Lalu mereka kagum. Bukankah itu surga?

Tapi itukah sambutan yang sungguh kau harapkan wahai Ramadhan?

Kami melihat agenda harian kami: Senin buka bersama dengan X, Selasa buka bersama dengan Y, Rabu buka bersama dengan Z sekaligus Sahur on The Road, Kamis.. Jumat.. begitu seterusnya. Begitulah cara kami merayakan kedatanganmu. Tarawih bisa dilewat karena sunnah, Shalat malam jangan ditanya, mana sanggup kami menunaikannya. Malam-malam kami habiskan dengan tidur dengan lelap karena lelah, jangan sampai kami kesiangan sahur apalagi ketinggalan acara sahur favorit. Nanti kami dibilang tidak gaul.

Shalat shubuh di Bulan Ramadhan bagi kami adalah ritual penting menuju alam mimpi. Ya, kami tidur lagi karena tidur di Bulan Ramadhan adalah ibadah.

Puasa kami tak pernah bolong barang sehari, sebagaimana lisan kami yang tak pernah lupa jadwal amalan gibahnya. Kami begitu kuat menahan lapar, dahaga, berahi, sebagaimana kami begitu kuat menahan harta yang ada di dompet kami—tak ada yang boleh menyentuhnya sebab akan kami gunakan untuk lebaran mahameriah kami. Sesekali kami ingat ucapan penyair itu: ‘kau akan menjadi milik hartamu jika kau menahannya, dan jika kau menafkahkannya maka harta itu menjadi milikmu.’ Tapi siapa peduli. Lebaran tetaplah lebaran, merayakannya dengan kesederhanaan tak boleh jadi pilihan.

Seperti itukah perlakuan yang ingin kau dapatkan wahai Ramadhan?

Kelak ketika Ramadhan berakhir, kami—dengan mengendarai mobil pribadi kami—akan berkeliling mengunjungi saudara dan kerabat, bermaaf-maafan atau sekadar mencicip kue. Kami tentu senang, bahagia, karena katanya kami menang.

Ah, Ramadhan.

Entahlah, kami tak mengerti: barangkali kami memang cuma pura-pura merindukanmu.

Â

Habib bin Hilal

Habib bin Hilal adalah pengelola dan Editor dari blog ini serta situs Alhabib - Mewarnai dengan Islam.

Recent Posts

Foto-foto Bulan Sabit 1 Jumadil Awal 1446 H

Berdasarkan hisab visibilitas hilal 1 Jumadil Awal 1446 H, bulan sabit pertama akan bisa diamati…

3 minggu ago

Unduh Kalender Islam 2025, Resmi dari Kemenag RI

Kementerian Agama Republik Indonesia telah secara resmi merilis Kalender Islam 2025. Kemenag RI memberi tajuk…

4 minggu ago

Kapan 1 Rabiul Akhir 1446 H Dimulai?

Bulan Rabiul Akhir 1446 H ditandai dengan ijtimak siklus bulan ke-17.344 dalam kalender hijriyah yang…

2 bulan ago

Koleksi Foto Bulan Sabit (Hilal) 1 Dzulhijah 1445 H

Prosesi rukyatul hilal atau melihat hilal awal bulan Dzulhijah telah dilakukan di berbagai negara pada…

6 bulan ago

Hilal Terlihat, Arab Saudi Tetapkan 1 Dzulhijah 1445 H Jatuh Pada Hari Jumat, 7 Juni 2024

Berdasarkan keputusan Mahkamah Agung Arab Saudi kemarin petang waktu setempat, ditetapkan bahwa 1 Dzulhijah 1445…

6 bulan ago

Kapan Idul Fitri, 1 Syawal 1445 H Menurut Hisab dan Rukyat di Indonesia?

Secara hisab Ijtima’ akhir Ramadhan 1445 H. terjadi hari Selasa, 9 April 2024 M, pukul…

8 bulan ago