Ramadhan sebentar lagi datang mengetuk setiap pintu rumah kaum muslimin. Sebagian dari kita ada yang menyambutnya dengan hal yang istimewa ada pula yang biasa-biasa saja.
Di masyarakat Jawa ada tradisi Nyadran dan Padusan. Nyadran adalah berziarah kubur orang-orang tua kita, membersihkan makam, dan mendoakan mereka. Padusan adalah mandi atau membersihkan badan sehari sebelum Ramadhan tiba. Biasanya dilakukan di tempat-tempat pemandian umum atau kolam renang.
Di tempat lain mungkin ada tradisi yang serupa atau lebih unik lainnya.
Bagaimana Rasulullah saw. mengajari kita dalam menyambut Ramadhan?
Tidak ada perintah khusus dari Nabi Muhammad saw yang mendasari tradisi-tradisi di atas. Namun bukan berarti tradisi semacam itu bathil atau tidak baik. Siapakah yang menyatakan bahwa mandi atau membersihkan badan bukan dari ajaran islam? Siapa pula yang berani menolak bahwa mendoakan ahli kubur termasuk ajaran islam?
Tradisi semacam itu juga menunjukkan bahwa masyarakat mengistimewakan bulan Ramadhan. Dan memang, Allah dan Rasul-Nya sangat mengistimewakan bulan puasa ini. Ada perintah puasa sebulan di dalamnya. Ada janji rahmat, ampunan dosa dan pahala yang tak terhingga di sana.
Menyambut Ramadhan dengan Harapan & Doa
Diriwayatkan oleh Ahmad, bahwa Nabi Muhammad pernah melantunkan doa sejak dua bulan sebelum Ramadhan tiba: “Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan.”
Dari doa tersebut terkandung harapan besar dan doa agar bisa meraup keistimewaan bulan Ramadhan.
Jika Ramadhan telah tiba, ketika melihat hilal – bulan sabit pertama – Rasulullah juga berucap:
الله٠أَكْبَرÙØŒ اَللَّهÙمَّ Ø£ÙŽÙ‡Ùلَّه٠عَلَيْنَا بÙاْلأَمْن٠وَاْلإÙيْمَانÙØŒ وَالسَّلاَمَة٠وَاْلإÙسْلاَمÙØŒ وَالتَّوْÙÙيْق٠لÙمَا تÙØÙبّ٠رَبَّنَا وَتَرْضَى، رَبّÙنَا وَرَبّÙÙƒÙŽ اللهÙ
“Allah Maha Besar. Ya Allah! Tampakkan bulan sabit (hilal) itu kepada kami dengan membawa keamanan dan keimanan, keselamatan dan Islam serta mendapat taufik untuk menjalankan apa yang Engkau senang dan rela. Tuhan kami dan Tuhanmu (wahai bulan sabit) adalah Allah.†(HR. Tirmidzi dan ad-Darimi, lihat Shahih Tirmidzi 3/175)
Menyambut Ramadhan dengan Syukur dan Gembira
Ketika doa-doa di atas dikabulkan Allah, dan kita berada di bulan Ramadhan, amat baiklah kiranya jika kita ungkapkan syukur dan kegembiraan atas hal tersebut. Rasulullah juga suka mengabarkan kegembiraan dan harapan tentang bulan Ramadhan ini kepada para sahabatnya:
Sahabat Arfah pernah berkata, “Suatu ketika aku berada di rumah Uthbah bin Farqad, kebetulan ia sedang membicarakan puasa Ramadhan, lalu masuk seorang laki-laki, salah seorang sahabat Nabi saw. Melihat laki-laki itu Uthbah menaruh hormat padanya dan diam. Tamu itupun menyampaikan hadis tentang Ramadhan, la berkata, ’Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda tentang Ramadhan, “Pada bulan itu pintu-pintu neraka ditutup, dibuka pintu-pintu surga dan dibelenggu syaitan-syaitan.” Rasulullah saw. mengulas lagi, “Dan seorang malaikat akan berseru: ’Hai pecinta kebaikan, bergembiralah! Hai pecinta kejahatan, hentikanlah! Sampai Ramadhan berakhir.’” (HR Ahmad, dan An- Nasa’i).
Menyambut Ramadhan dengan Persiapan Ilmu dan Harta
Ramadhan amat sayang dilewatkan begitu saja. Karena itu, pelajari kembali hal-hal yang menjadi tuntunan ibadah dalam mengisi bulan Ramadhan. Pelajari syarat dan rukun puasa, apa saja yang membatalkannya atau menghapuskan pahala puasanya. Pelajari rahasia amal-amal yang disukai Allah di bulan Ramadhan, berapa besar pahala yang dijanjikan dan sebagainya.
Abu Sa’id al-Khudri ra berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan dan mengetahui batas-batasnya, dan ia menjaga diri dari segala apa yang patut dijaga, dihapuskanlah dosanya yang sebelumnya.” (HR Ahmad dan Baihaqi).
Carilah waktu-waktu khusus untuk berdoa, membaca Al Qur’an dan menambah ruku’ dan sujud kepada-Nya. Perbanyaklah sedekah, karena begitulah kebiasaan Rasulullah di bulan Ramadhan: memperbanyak sedekah.
Diriwayatkan dalam shahih Al-Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Abbas radiyallahu anhuma, ia berkata:
(( كَانَ النَّبÙيّ٠r أَجْوَدَ النَّاس٠وَكَانَ أَجْوَدَ مَا ÙŠÙŽÙƒÙوْن٠ÙÙيْ رَمَضَانَ، ØÙيْنَ يَلْقَاه٠جÙبْرÙيْل٠ÙÙŽÙŠÙدَارÙسÙه٠القÙرْآنَ وَكَانَ جÙبْرÙيْل٠يَلْقَاه٠كÙلَّ لَيْلَة٠مÙنْ شَهْر٠رَمَضَانَ، ÙÙŽÙŠÙدَارÙسÙه٠القÙرْآنَ، Ùَكَانَ رَسÙوْل٠الله r ØÙيْنَ يَلْقَاه٠أَجْوَدَ بÙالخَيْر٠مÙÙ† الرّÙيْØ٠المÙرْسَلَة٠))
“Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah orang yang amat dermawan, dan beliau lebih dermawan pada bulan Ramadhan, saat beliau ditemui Jibril untuk membacakan padanya Al-Qur’an. Jibril menemui beliau setiap malam pada bulan Ramadhan, lalu membacakan padanya Al-Qur’an. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ketika ditemui jibril lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang berhembus.â€
Hadits ini diriwayatkan pula oleh Ahmad dengan tambahan:
(( وَلاَ ÙŠÙسْأَل٠شَيْئًا Ø¥Ùلاَّ أَعْطَاه٠))
“Dan beliau tidak pernah dimintai sesuatu kecuali memberikannya.â€
Demikianlah sedikit hal yang bisa kita lakukan untuk menyambut Ramadhan ini dengan baik dan semoga bermanfaat.