Nama-nama bulan Qomariyah yang sekarang berlaku dipercayai telah mengakar sejak abad ke lima Masehi. Diberitakan bahwa orang pertama yang menetapkan nama-nama tersebut adalah Ka’ab bin Murrah, kakek buyut ke lima dari Nabi Muhammad saw.
Ada lima bulan yang namanya diambil dari kondisi musim bulan tersebut (Rabiul Awwal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, dan Ramadhan). Rabiul Awal dan Akhir diambil dari kata ‘rabi’‘ yang berarti ‘bersemi’, karena penamaannya bertepatan dengan musim semi. Jumadil Awal dan Akhir diambil dari kata “jamad” yang berarti “beku”, karena penamaan bulan tersebut bertepatan dengan saat musim dingin di mana air membeku. Sementara Ramadhan diambil dari kata “ramdha” yang mengandung arti “sangat panas” karena bertepatan dengan musim panas.
Ketujuh bulan lainnya dinamai berdasarkan kondisi masyarakat dan lingkar sosial pada saat itu. Muharram, dari kata “haram” yang berarti “suci” karena bulan ini adalah salah satu dari empat bulan yang disucikan. Shafar diambil dari kata “shifr” yang berarti “kosong” atau “nol”. Ia diberi nama seperti itu karena pada bulan tersebut banyak rumah yang kosong ditinggalkan penghuninya yang pergi berperang. Rajab, secara etimologis berarti “mengagungkan” karena kaum jahiliyah sangat menghormati bulan tersebut dan di bulan ini peperangan juga dilarang. Mereka juga menyebut bulan ini sebagai “Rajab al A’syam” (Rajab yang Tenang). Sya’ban juga dinamakan berdasarkan kebiasaan masyarakat. Kata sya’ban diambil dari kata “sya’bun” yang berarti “kelompok” atau “perkumpulan”. Di bulan ini kaum jahiliyah akan berpencar, membentuk kelompok-kelompok yang siap berperang. Syawal diaambil dari kata “syalat” yang berarti “menaikkan”. Ini adalah saat unta-unta betina menaikkan ekornya, tidak menerima perkawinan dari unta jantan. Dzulqa’idah berasal dari kata “al qa’idu” yang berarti “duduk”. Di bulan ini, mereka biasa tinggal di rumah dan tidak berperang karena ini merupakan awal dari 3 bulan yang suci. Dan Dzulhijjah memperoleh namanya karena di bulan ini dilaksanakan ibadah haji.
Tabel di bawah ini menunjukkan asal-usul nama-nama bulan berbasis peredaran bulan dari berbagai versi.
No. | Kalender Tsamud (menurut Al-Azdi) | Kalender Sebelum Islam (menurut Al-Bairuni) | Kalender Sebelum Islam (menurut Al-Mas’udi) | Kalender Setelah Islam |
1 | Mujab | Al-Mu’tamir | Natiq | Muharram |
2 | Mujir | Najir | Tsaqil | Shafar |
3 | Murid | Khawwan | Thaliq | Rabi’ul Awal |
4 | Mulzim | Shuwan/Bushon | Najir | Rabi’ul Akhir |
5 | Mashdar | Hantam/Hanin/Runna | Simah | Jumadil Ula |
6 | Hawbar | Zuba | Amnah | Jumadil Akhirah |
7 | Hubal | Al-Asham | Ahlak | Rajab |
8 | Muha | Adil | Kusa’ | Sya’ban |
9 | Dimar | Nafiq/Nathil | Zahir | Ramadhan |
10 | Dabir | Waghil/Waghl | Burth | Syawal |
11 | Haifal | Hawa’/Rannah | Harf | Dzulqa’dah |
12 | Musbil | Burk | Na’as | Dzulhijjah |
Secara hisab, Ijtima’ akhir Jumada al-Ula 1446 H terjadi hari Ahad, 1 Desember…
Berdasarkan hisab visibilitas hilal 1 Jumadil Awal 1446 H, bulan sabit pertama akan bisa diamati…
Kementerian Agama Republik Indonesia telah secara resmi merilis Kalender Islam 2025. Kemenag RI memberi tajuk…
Bulan Rabiul Akhir 1446 H ditandai dengan ijtimak siklus bulan ke-17.344 dalam kalender hijriyah yang…
Prosesi rukyatul hilal atau melihat hilal awal bulan Dzulhijah telah dilakukan di berbagai negara pada…
Berdasarkan keputusan Mahkamah Agung Arab Saudi kemarin petang waktu setempat, ditetapkan bahwa 1 Dzulhijah 1445…