Waktu, sebuah kata yang sederhana namun memiliki peran yang istimewa di dalam kehidupan manusia. Waktu, bersama dengan ruang, adalah wadah tempat manusia hidup di dunia ini. Keduanya juga membatasi apa yang bisa manusia cerna.
Waktu adalah uang, kata orang barat. Namun dalam kearifan kaum muslimin, waktu lebih berharga daripada emas. Waktu juga adalah pedang, jika kita tak bisa menguasainya, ia bisa memenggal kita.
Itulah pentingnya waktu dalam kehidupan kaum muslimin. Di sini pulalah bertemu antara waktu dan umur. Jika waktu itu terus bergerak, maka umur kita mengikutinya hingga batas yang ditentukan oleh Allah: Ajal!
Berikut ini adalah beberapa kata mutiara atau hikmah islam terkait waktu, umur, dan kematian. Bagaimana seseorang memanfaatkan waktu dan umurnya dalam menghadapi batas kematian yang pasti akan menentukan posisinya di akhirat nanti, ketika waktu berhenti dan yang tinggal hanyalah keabadian.
“Demi masa! Sungguh manusia benar-benar dalam kerugian, kecuali yang beriman, mengerjakan kebaikan, dan selalu saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran!†QS. 103:1-3.
Allah juga sering bersumpah menggunakan jenis-jenis waktu tertentu agar manusia mengingat pentingnya waktu tersebut: “Demi waktu pagi ‘wal fajr’. QS. 89:1; demi waktu dhuha ‘wad dhuha’. QS. 93:1; demi malam apabila gelap dan waktu siang apabila terang; QS. 92 1-2, dan semacamnya.
Dalam ayat lain Allah memperingatkan:
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok.”
Nabi Muhammad saw. juga sering mengingatkan akan pentingnya mengisi waktu sebaik-baiknya, seperti dalam hadits:
اÙغْتَنÙمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْس٠: شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمÙÙƒÙŽ ÙˆÙŽ صÙØَّتَكَ قَبْلَ سَقَمÙÙƒÙŽ ÙˆÙŽ غÙنَاكَ قَبْلَ ÙَقْرÙÙƒÙŽ ÙˆÙŽ Ùَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلÙÙƒÙŽ ÙˆÙŽ Øَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتÙÙƒÙŽ
“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara: [1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, [2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, [3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, [4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, [5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.†(HR. Al Hakim)
Sebagian dari kita sering menyalahkan atau menimpakan kesialan, musibah, kegagalan, atau ketidakbecusan dirinya kepada waktu. Ada yang percaya bahwa waktu-waktu tertentu itu membawa sial dan semacamnya. Untuk mereka ini Rasulullah pernah bersabda:
“Janganlah kamu mencela masa karena Allah berfirman, “Aku adalah masa, malam dan siang adalah milik-Ku. Aku menjadikannya baru dan berlalu. Dan, Aku mengganti para penguasa dengan para penguasa yang baru.†(HR Ahmad).
Semoga kita bisa menjadi muslim yang pandai memanfaatkan waktu dan tidak hanya menyalahkan atau menyesali berlalunya waktu. Dalam sebuah hadis dari Syadad bin Aus yang diriwayatkan oleh Imam Turmudzi, Rasulullah bersabda:
“Orang-orang yang pandai [alkays] adalah yang menghisab [mengevaluasi] dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan setelah kematian. Sedangkan, orang yang bodoh adalah yang sering mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah.â€
Semoga bermanfaat.
Secara hisab, Ijtima’ akhir Jumada al-Ula 1446 H terjadi hari Ahad, 1 Desember…
Berdasarkan hisab visibilitas hilal 1 Jumadil Awal 1446 H, bulan sabit pertama akan bisa diamati…
Kementerian Agama Republik Indonesia telah secara resmi merilis Kalender Islam 2025. Kemenag RI memberi tajuk…
Bulan Rabiul Akhir 1446 H ditandai dengan ijtimak siklus bulan ke-17.344 dalam kalender hijriyah yang…
Prosesi rukyatul hilal atau melihat hilal awal bulan Dzulhijah telah dilakukan di berbagai negara pada…
Berdasarkan keputusan Mahkamah Agung Arab Saudi kemarin petang waktu setempat, ditetapkan bahwa 1 Dzulhijah 1445…