Tak banyak yang tahu kalau di ibu kota Uzbekistan, Tasykent, terdapat peninggalan Islam yang amat penting: Mushhaf Al Qur’an Tertua.
Ini merupakan pengingat akan peran penting Asia Tengah dalam sejarah islam. Sebuah peran yang sering terlupakan setelah Uni Soviet menerapkan komunisme di sana selama sekitar 70 tahun.
Mushhaf itu tersimpan di sebuah perpustakaan di wilayah Hast-Imam di kota tua Tasykent. Sebuah tempat yang jauh dari hiruk pikuk kota dan pengunjung. Di dekatnya ada kuburan Kaffel-Syasyi seorang ulama abad ke-10. Mufti Uzbekistan juga berkantor di situ, di depan halaman sebuah madrasah tua.
Di seberang jalan, ada sebuah masjid dan madrasah yang bersahaja bernama Mui-Mubarak atau “Rambut Suci” yang menyimpan rambut dari Nabi Muhammad saw. serta koleksi peninggalan sejarah penting Asia Tengah lainnya.
Ada sekitar 20 ribu buku dan 3 ribu manuskrip di perpustakaan itu, menurut Ikram Akhmedov, seorang asisten muda dari Mufti Uzbekistan. Kebanyakan berisis tentang sejarah abad pertengahan, astronomi dan kedokteran. Ada juga tafsir Al Qur’an dan buku fiqih. Tetapi yang paling tua tentunya adalah Mushhaf Utsmani dari abad ke-7 masehi.
Mushhaf ini sekarang tersimpan di sebuah ceruk dengan jendela kaca dalam sebuah kamar kecil. Sekitar 250 halaman masih tersisa dari Mushhaf aslinya, atau sekitar sepertiga dari keseluruhannya. Mushhaf ini terbuat dari kulit rusa dan bertuliskan huruf arab bergaya Hijazi yang merupakan gaya penulisan bahasa Arab di masa itu. Ada noda hitam pada Mushhaf ini yang dipercaya sebagai bekas darah dari Utsman saat beliau syahid dibunuh ketika sedang membaca al Qur’an.
Setelah Utsman meninggal, mushhafnya dibawa oleh Khalifah Ali ke Kufah. Tujuh ratus tahun kemudian, ketika Tamerlang, penguasa Asia Tengah membumihanguskan wilayah Irak, dia menemukan mushhaf tersebut dan membawanya pulang di ibukota Samarkand.
Selama empat abad, mushhaf itu tetap di sana hingga orang Rusia menguasai Samarkand di tahun 1868. Gubernur Rusia kemudian mengirim Al Qur’an tersebut ke St. Petersburg di mana ia disimpan di Perpustakaan Negara.
Namun, ketika terjadi Revolusi Bolsyevik, Lenin berkepentingan untuk menarik hati kaum Muslimin Rusia dan Asia Tengah. Karenanya ia mengirimkan kembali mushhaf tersebut ke Ufa di Basykortostan. Namun, berkat permintaan berulang dari muslim di Tasyken, Mushhaf Utsmani tersebut akhirnya dipulangkan ke Uzbekistan pada tahun 1942. Dan hingga kini ia tetap di sana.
Catatan: sebagian ahli menyatakan bahwa Al Qur’an yang berada di Tasykent ini bukanlah Mushhaf al Imam atau yang pertama kali digunakan sebagai rujukan oleh Khalifah Utsman dengan menilik gaya penulisan huruf yang digunakan. Gaya huruf mushhaf ini lebih cenderung bergaya Kufi yang baru marak dipakai pada abad ke-8 masehi.
Sumber: BBC News dan www.islamicity.com
Berdasarkan hisab visibilitas hilal 1 Jumadil Awal 1446 H, bulan sabit pertama akan bisa diamati…
Kementerian Agama Republik Indonesia telah secara resmi merilis Kalender Islam 2025. Kemenag RI memberi tajuk…
Bulan Rabiul Akhir 1446 H ditandai dengan ijtimak siklus bulan ke-17.344 dalam kalender hijriyah yang…
Prosesi rukyatul hilal atau melihat hilal awal bulan Dzulhijah telah dilakukan di berbagai negara pada…
Berdasarkan keputusan Mahkamah Agung Arab Saudi kemarin petang waktu setempat, ditetapkan bahwa 1 Dzulhijah 1445…
Secara hisab Ijtima’ akhir Ramadhan 1445 H. terjadi hari Selasa, 9 April 2024 M, pukul…
View Comments
memuznahkan muzhaf qoran yang lain , berati ada perbedaan diantara muzhaf2 itu kenapa haruz dimuznahkan, haroznya tetap dizimpan walopun akan dibentuk zebuah buku...karena itu adalah yang otentik...berarti yang otentik ada yang dimuznahkan dong
katanya Ustman cuma menambah tanda baca, tapi qurannya koq gak sama dgn yg ketemu di masjid sanaa?pdhl uji karbon di sanaa umurnya llbh tua dari mushaf ustman.
Suatu informasi yang sangat berharga untuk menangkis serangan orientalis bahwa mushaf utsmani sudah tidak diketahui beritanya lagi, mudah-mudahan ada menkopi untuk disebarkan keseluruh masyarakat muslim.