Anda tentu pernah merasakan sakit demam: suhu badan terasa panas namun di dalam terasa kedinginan. Biasanya kita tak tahan berlama-lama dengan demam ini. Obat penurun panas atau dokter akan segera kita cari agar suhu badan segera turun dan kita nyaman beraktifitas. Seperti itulah kira-kira respon kita pada umumnya ketika demam.
Namun apa yang dilakukan Ubay bin Ka’ab sungguh di luar dugaan orang kebanyakan. Ketika suatu hari ia menderita sakit demam, ia justru berdoa agar Allah tidak menghilangkan demamnya itu. Dan Allahlah pun mengabulkan doanya.
Alhasil, jika ada orang lain yang bersentuhan dengannya atau memegang kulitnya, maka ia akan bisa merasakan panas demam dari Ubay bin Ka’ab. Dan itu berlangsung hingga akhir hayatnya. Maa syaa allaah, luar biasa!
Ada apa dengan Ubay bin Ka’ab? Siapakah dia? Dan mengapa ia melakukan hal yang sedemikian aneh?
Ubay bin Ka’ab adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad saw. yang memiliki kedudukan tinggi di sisi Nabi. Ia berasal dari kaum Anshar dari suku Khazraj. Ia masuk islam dalam Ba’iah Aqabah. Kecerdasan dan kearifannya membuatnya menjadi hafidz atau penghafal Al Qur’an dan memperoleh kepercayaan Nabi sebagai salah satu dari penulis wahyu Allah.
Pada suatu hari, Rasulullah SAW berkata kepadanya, “Hai Ubay bin Ka’ab, aku dititahkan untuk menyampaikan Al Quran kepadamu.†Dengan hati-hati ia menanyakan kepada Rasulullah saw., â€Wahai Rasulullah, ibu-bapakku menjadi tebusan anda! Apakah kepada anda disebut namaku?†Rasulullah saw. menjawab, “Benar! Namamu dan turunanmu di tingkat tertinggi.â€
Lihatlah, siapa sahabat yang mulia ini, hingga Allah pun secara khusus memerintahkan Nabi untuk menyampaikan Al Qur’an kepadanya dengan menyebut namanya. Tentulah ornag yang cerdas dan bisa memahami hikmah dengan sempurna yang pantas diberi amanah Al Qur’an.
Dengan kecerdasan dan pemahaman yang dalam akan penghambaan diri di dalam islam ini pulalah ia memilih untuk menderita sakit demam sepanjang hidupnya.
Suatu ketika ada seorang lelaki yang bertanya kepada Nabi saw.tentang penyakit yang dialaminya, dan apa yang akan diterimanya karena penyakitnya tersebut. Nabi saw. bersabda, “Itu adalah penghapus dosa (kaffarah).”
Ubay yang saat itu hadir, seketika bertanya, “Walau sakit yang sedikit, wahai Rasulullah!â€
“Ya,” Kata Nabi saw., “Walau hanya tertusuk duri, atau yang lebih ringan dari itu.”
Suatu ketika Ubay bin Ka’ab merasakan demam, ia teringat akan sabda Nabi SAW tersebut, maka ia pun berdoa, “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta, agar Engkau tidak menghilangkan demam panas ini dari tubuh Ubay bin Ka’ab, hingga aku bertemu dengan-Mu. Tetapi janganlah demam ini menghalangi aku dari shalat, puasa, haji dan jihad di jalan-Mu.”
Secara hisab, Ijtima’ akhir Jumada al-Ula 1446 H terjadi hari Ahad, 1 Desember…
Berdasarkan hisab visibilitas hilal 1 Jumadil Awal 1446 H, bulan sabit pertama akan bisa diamati…
Kementerian Agama Republik Indonesia telah secara resmi merilis Kalender Islam 2025. Kemenag RI memberi tajuk…
Bulan Rabiul Akhir 1446 H ditandai dengan ijtimak siklus bulan ke-17.344 dalam kalender hijriyah yang…
Prosesi rukyatul hilal atau melihat hilal awal bulan Dzulhijah telah dilakukan di berbagai negara pada…
Berdasarkan keputusan Mahkamah Agung Arab Saudi kemarin petang waktu setempat, ditetapkan bahwa 1 Dzulhijah 1445…
View Comments
subhanallah