Salah satu firman Allah yang berbicara tentang pengasuhan anak adalah tentang pemberian air susu ibu (ASI). Orang islam dan beriman diminta Allah untuk menyusui bayi-bayinya atau menyusukan bayi mereka kepada orang lain. Ibu-ibu muslimin diminta untuk menyempurnakan persusuan hingga 2 tahun saat penyapihan dimulai.
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan… Al Baqarah [2:233]
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun… Luqman [31:14]
Ternyata banyak hikmah dari perintah Allah untuk menyusui bayi tersebut. Selain mempererat jalinan kasih sayang antara ibu dan anak, manfaat kesehatan dari pemberian ASI ternyata sangat besar.
Baru-baru ini, para peneliti menemukan bahwa ada perbedaan menonjol dalam kandungan flora jasad renik di dalam perut antara bayi yang disusui oleh ibunya dengan bayi yang diberikan susu formulasi. Perbedaan ini berlanjut dengan perbedaan ekspresi gen-gen yang terkait dengan kekebalan tubuh bayi.
Menggunakan teknik terbaru dalam bidang kajian genomika, para peneliti dari tiga universitas di Amerika, membaca gen-gen yang teraktifkan pada jaringan lapisan luar usus bayi. Sejalan dengan itu, mereka juga membaca gen-gen dari bakteri dan mikroba yang hidup di dalam usus. Bayi yang disusui dengan ASI memiliki kandungan mikroba yang lebih beragam dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula. Kandungan bakteri berjenis gram negatif lebih banyak ditemukan pada bayi yang diberi ASI. Bakteri jenis ini ternyata memberikan keuntungan dengan menstimulasi atau mengaktifkan sistem kekebalan tubuh sang bayi yang diberi ASI.
Hasil penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal Genome Biology dari Biomed Central edisi 30 April 2012.
Penelitian dari Fakultas Kedokteran Universitas North Carolina baru-baru ini menunjukkan bahwa air susu ibu memiliki daya bunuh tinggi terhadap virus penyebab AIDS (HIV) dan melindungi dari penularan virus ini melalui jalur mulut. Profesor J Victor Gracia yang terlibat dalam penelitian ini berkomentar: “Hal ini membuka cakrawala baru dalam menemukan bahan alami yang bisa digunakan untuk melawan virus HIV.”
Dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PloS Pathogens, 14 Juni 2012, ini, tikus-tikus percobaan diberi minum ASI yang dicampur virus HIV. Hasilnya, tikus-tikus ini tidak tertular sama sekali oleh HIV sementara tikus yang diberi minum bercampur HIV tanpa ASI dapat tertular.
“Seorang bayi tak akan terinfeksi HIV karena ia disusui. Pemberian ASI memberi nutrisi vital dan perlindungan dari serangan penyakit lainnya,” demikian kata Profesor Gracia menambahkan.
Semoga bermanfaat.
Berdasarkan hisab visibilitas hilal 1 Jumadil Awal 1446 H, bulan sabit pertama akan bisa diamati…
Kementerian Agama Republik Indonesia telah secara resmi merilis Kalender Islam 2025. Kemenag RI memberi tajuk…
Bulan Rabiul Akhir 1446 H ditandai dengan ijtimak siklus bulan ke-17.344 dalam kalender hijriyah yang…
Prosesi rukyatul hilal atau melihat hilal awal bulan Dzulhijah telah dilakukan di berbagai negara pada…
Berdasarkan keputusan Mahkamah Agung Arab Saudi kemarin petang waktu setempat, ditetapkan bahwa 1 Dzulhijah 1445…
Secara hisab Ijtima’ akhir Ramadhan 1445 H. terjadi hari Selasa, 9 April 2024 M, pukul…
View Comments
Bayi yang ada di afrika baru beberapa bulan udah terkena Virus AIDS, saya rasa penemuannya masih diragukan....
sukron