Berjabat tangan merupakan salah satu etiket pergaulan. Namun demikian, ada yang jarang melakukannya atau sebaliknya, amat sering melakukannya. Ada yang berhati-hati dalam melakukannya ada pula yang tak pernah berfikir panjang ketika akan berjabat tangan. Bagaimana berjabat tangan dalam ajaran islam?
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda:
“Tidaklah dua orang muslim bertemu kemudian berjabat tangan melainkan telah diampuni dosa-dosa keduanya sebelum mereka berdua berpisah.†(Dihasankan oleh Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Albany).
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda:
“Tidaklah dua orang muslim bertemu kemudian salah satu di antara keduanya memegang tangan temannya (berjabat tangan) melainkan kewajiban bagi Allah untuk mengabulkan doa keduanya dan tidaklah kedua tangan mereka berdua berpisah hingga dosa-dosa keduanya diampuni.†(Ditakhrij oleh Imam Ahmad dalam musnadnya dan beliau berkata: Hasan lighoirihi).
Makna (Kana haqqon ‘alallahi) adalah: hak yang dianugrahkan oleh Allah Ta’ala kepada mereka. Sedang makna (yahdhuru du’ahuma) adalah: doa keduanya mustajab.
Hal ini adalah masalah besar yang perlu dijelaskan bahwa salah satu perbuatan yang sangat dicintai oleh Allah adalah: bersatu padu, saling menyayangi, Â saling mencintai dan tercipta keselarasan di antara kaum muslimin.
Akan tetapi, dari kehidupan Nabi Muhammad kita bisa mengambil teladan bahwa beliau tidak sembarangan saja berjabat tangan kepada semua orang. Nabi sangat berhati-hati dengan kesopanan dan kepatutan. Beliau diriwayatkan tidak menjabat tangan wanita yang bukan mahramnya.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya aku tidak berjabat tangan dengan wanita.†[HR. Malik, at-Tirmidzi dan an-Nasa’i]
Sabda beliau ini menunjukkan kebiasan beliau dan menunjukkan kehati-hatian beliau dalam berjabat tangan dengan lawan jenis. Sebuah sikap yang patut kita teladani sebagai bagian dari usaha menjaga diri agar tidak terjerumus ke dalam tindakan yang melanggar kesopanan atau bahkan menodai kerhormatan.
Dari Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ditetapkan (ditakdirkan) bagi setiap anak Adam bagian dari perbuatan zina. Pasti dia alami dan tidak bisa mengelak. Dua mata zinanya melihat, dua telinga zinanya mendengar, lidah zinanya berbicara, tangan zinanya menyentuh, kaki zinanya melangkah, hati zinanya berangan-angan, dan kemaluan yang akan membenarkan atau mendustakan itu semua.†(HR. Muslim 6925)
Wallahu a’lam, semoga bermanfaat.
Secara hisab, Ijtima’ akhir Jumada al-Ula 1446 H terjadi hari Ahad, 1 Desember…
Berdasarkan hisab visibilitas hilal 1 Jumadil Awal 1446 H, bulan sabit pertama akan bisa diamati…
Kementerian Agama Republik Indonesia telah secara resmi merilis Kalender Islam 2025. Kemenag RI memberi tajuk…
Bulan Rabiul Akhir 1446 H ditandai dengan ijtimak siklus bulan ke-17.344 dalam kalender hijriyah yang…
Prosesi rukyatul hilal atau melihat hilal awal bulan Dzulhijah telah dilakukan di berbagai negara pada…
Berdasarkan keputusan Mahkamah Agung Arab Saudi kemarin petang waktu setempat, ditetapkan bahwa 1 Dzulhijah 1445…
View Comments
Perlu Dipahami
gsd
:(