Lailatul Qadar ini adalah malam diturunkannya Al Qur’an. Ibnu Abbas dan lainnya telah berkata: “Allah menurunkan Al Qur’an seluruhnya dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah di langit pertama, kemudian ia diwahyukan kepada Rasulullaah saw. secara bertahap berdasarkan kejadian selama 23 tahun.” [Tafsir Ibnu Katsir]
Allah menggambarkan malam Lailatul Qadar sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan, sebagaimana firman-Nya:
“Lailatul Qadri [malam penentuan] itu lebih baik dari seribu bulan.” Al Qadar [97:73]
Allah menjelaskan bahwa lailatul qadar ini adalah malam yang diberkahi, sebagaimana firman-Nya:
“Kami menurunkannya [al qur’an itu] pada malam yang diberkahi.” Ad Dukhan [44:3]
Pada malam ini, malaikat dan Al Ruh turun karena keberkahan yang Allah turunkan. Para malaikat turun ketika berkah dari Allah turun sebagaimana mereka turun ketika Al Qur’an dibaca, sebagaimana mereka mengitar majelis dzikir di mana asma Allah diingat, sebagaimana mereka mengepakkan sayap untuk mereka yang mencari ilmu demi keridhaan Allah. Al Ruh di sini adalah malaikat Jibril, yang disebutkan secara khusus sebagai penghormatan kepadanya. [Tafsir Ibnu Katsir]
Mujahid berkata bahwa malam ini adalah malam penuh kedamaian dan keselamatan karena para Syaithan tidak dapat melakukan kejahatan atau menyebabkan keburukan. Malam ini, banyak yang diselamatkan oleh Allah swt. dari azab karena melakukan amal ibadah istimewa untuk menyembah Allah di dalamnya.
“Di dalamnya [malam itu] ditetapkanlah segala urusan.” Ad Dukhan [44:4]
Artinya, segala urusan di tahun itu diturunkan dari Lauhul Mahfuzh dan diberikan kepada para malaikat yang mencatat keputusan Allah: siapa yang meninggal, siapa yang tetap hidup, apa yang akan diperoleh setiap manusia, apa yang terjadi hingga akhir tahun, semua urusan ditetapkan dan tidak ada yang bisa merubah. [Tafsir Ibnu Katsir]
Semua keputusan itu telah diketahui oleh Allah, bahkan sebelum tertulis. Namun Allah menjadikannya jelas bagi para malaikat dan menetapkan apa-apa saja yang harus mereka [para malaikat itu] lakukan. [Syarah Shahih Muslim lil Nawawi]
Allah mengampuni dosa-dosa orang yang berjaga di malam ini untuk melakukan ibadah, sholat dengan mengharapkan keridhaan dan pahala dari-Nya. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan karena ridha dan pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan barang siapa berjaga [untuk beribadah] di malam lailatul qadar karena mengharap ridha dan pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” [Muttafaq ‘alaih]
Secara hisab, Ijtima’ akhir Jumada al-Ula 1446 H terjadi hari Ahad, 1 Desember…
Berdasarkan hisab visibilitas hilal 1 Jumadil Awal 1446 H, bulan sabit pertama akan bisa diamati…
Kementerian Agama Republik Indonesia telah secara resmi merilis Kalender Islam 2025. Kemenag RI memberi tajuk…
Bulan Rabiul Akhir 1446 H ditandai dengan ijtimak siklus bulan ke-17.344 dalam kalender hijriyah yang…
Prosesi rukyatul hilal atau melihat hilal awal bulan Dzulhijah telah dilakukan di berbagai negara pada…
Berdasarkan keputusan Mahkamah Agung Arab Saudi kemarin petang waktu setempat, ditetapkan bahwa 1 Dzulhijah 1445…