Foto Bulan Melintasi Bumi saat Idul Fitri yang Mengagumkan

Bulan melintasi matahari sudah biasa kita saksikan saat gerhana matahari. Tetapi bulan melintasi bumi tak akan bisa kita saksikan dari muka bumi. Seperti apakah pemandangan yang hanya bisa dilihat dari luar angkasa ini? Bagaimana bisa orang memotretnya?

Di hari Idul Fitri 1436 H, Jum’at, 17 Juli 2015 WIB, sebuah satelit dari NASA bernama DSCOVR berhasil menangkap foto-foto Bulan yang sedang melintasi Bumi di atas Samudera Pasifik. Foto-foto ini dirangkai menjadi satu buah animasi yang memperlihatkan “sisi gelap” bulan saat melintasi bumi. Hasilnya adalah foto animasi yang mengagumkan atas bumi dan satelitnya ini.

Animasi bulan melintasi bumi pada 17 Juli 2015 yang difoto oleh satelit DSCOVR. (NASA)

Animasi bulan melintasi bumi pada 17 Juli 2015 (sehari setelah konjungsi) yang difoto oleh satelit DSCOVR. Klik untuk animasi resolusi penuh. (NASA)

Alternatif: Lihat juga Video Bulan Melintasi Bumi saat Idul Fitri di YouTube di bawah ini:

Foto-foto mengagumkan yang dihasilkan ini diperoleh dari gabungan 3 buah foto dengan filter warna merah, hijau, dan biru sehingga menunjukkan bagaimana warna bumi dan bulan terlihat oleh mata manusia. Terlihat bagaimana bumi jauh lebih terang – dengan dominasi pancaran laut yang biru pekat dan awan-awan yang putih – dibandingkan bulan meskipun muka kedua-duanya disinari oleh matahari. Foto-foto ini diambil pada 17 Juli 2015 antara sekitar jam 3 hingga 8 WIB oleh kamera EPIC (Earth Polychromatic Imaging Camera) dari satelit DSCOVR dari jarak sekitar 1 juta km dari bumi.

Posisi DSCOVR pada titik L1 yang memungkinkan membuat foto bulan melintasi bumi.

Posisi DSCOVR pada titik L1 yang memungkinkan membuat foto bulan melintasi bumi.

DSCOVR sendiri adalah satelit NASA yang diluncurkan dan diorbitkan pada titik L1 (Langrangian 1) yang berada di antara orbit bulan dan matahari. Pada titik L1 ini ada kesetimbangan tarikan gravitasi bumi dan matahari sehingga satelit tersebut akan diam di tempatnya dan ikut bergerak mengelilingi matahari bersama dengan bumi selama 1 tahun dalam sekali putaran. Dengan demikian, satelit ini selalu melihat sisi siang dari bumi dan bisa melihat bulan saat melintasi bumi. DSCOVR sebenarnya dirancang untuk mendeteksi CME (coronal mass ejection) atau lontaran masa korona dari matahari yang bisa meluncurkan milyaran ton partikel dan plasma matahari ke arah bumi. CME ini bisa menghasilkan badai geomagnetis (badai matahari) yang di bumi bisa mengganggu aneka instalasi listrik, telekomunikasi dan elektronik. Dengan tujuan ini, DSCOVR bisa memberi peringatan sekitar 15 hingga 60 menit jika ada badai matahari yang sedang menuju bumi.

Foto CME atau lontaran massa korona matahari. (NOOA)

Foto CME atau lontaran massa korona matahari. (NOOA)

Habib bin Hilal

Habib bin Hilal adalah pengelola dan Editor dari blog ini serta situs Alhabib - Mewarnai dengan Islam.

Tinggalkan Balasan