Dalam keterangan dari situs resmi Kantor Berita Arab Saudi (Saudi Pers Agency) versi bahasa inggris tidak disebutkan tentang hasil rukyatul hilal pada hari Sabtu tersebut. Keputusan ini berbeda dengan penetapan Ramadhan atau Idul Fitri sebelumnya dan cukup menimbulkan tanda tanya karena biasanya Arab Saudi mengacu kepada hasil rukyatul hilal untuk penetapan tanggal bulan Haji, Wukuf di Arafah dan Idul Adha.
Namun dalam versi bahasa Arab, disebutkan bahwa Mahkamah Agung Arab Saudi mendasarkan keputusannya berdasarkan ‘rukyatul hilal‘ di wilayah mereka. Arab Saudi dikenal di masyarakat ahli falak sebagai negeri dengan rekor klaim pengamatan rukyatul hilal yang kadang berseberangan dengan tradisi ilmiah. Misalnya, lihat: Ahli Rukyatul Hilal Arab Saudi.
Sementara itu, jika kita mengacu kepada Peta Visibilitas Hilal Dzulhijjah 1439 H memang di Arab Saudi seharusnya hilal atau bulan sabit akan tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Posisi bulan di Mekah, Arab Saudi pada saat matahari terbenam hari Sabtu, 11 Agustus 2018 adalah sekitar 1.7 derajat di atas ufuk dan hanya berada di atas horison selama sekitar 15 menit. Bulan juga baru berumur sekitar 6 jam dan hanya 0.1 persen yang tersinari. Jadi, secara ilmiah, bulan sabit ini tidak bisa dilihat (rukyat) di sana.
Berdasarkan keputusan tersebut maka untuk wilayah Arab Saudi:
Semoga bermanfaat.
Secara hisab, Ijtima’ akhir Jumada al-Ula 1446 H terjadi hari Ahad, 1 Desember…
Berdasarkan hisab visibilitas hilal 1 Jumadil Awal 1446 H, bulan sabit pertama akan bisa diamati…
Kementerian Agama Republik Indonesia telah secara resmi merilis Kalender Islam 2025. Kemenag RI memberi tajuk…
Bulan Rabiul Akhir 1446 H ditandai dengan ijtimak siklus bulan ke-17.344 dalam kalender hijriyah yang…
Prosesi rukyatul hilal atau melihat hilal awal bulan Dzulhijah telah dilakukan di berbagai negara pada…
Berdasarkan keputusan Mahkamah Agung Arab Saudi kemarin petang waktu setempat, ditetapkan bahwa 1 Dzulhijah 1445…