Kapan 1 Sya’ban 1439 H (2018) Dimulai?

Bulan Sya’ban 1439 H di tahun 2018 M ini ditandai dengan konjungsi atau ijtima’ yang terjadi pada hari Senin, 16 April 2018, 1:57 UTC (8:57 WIB) dengan Nomor Bulan Islam (ILN): 17264. Pada petang hari Senin tersebut, hilal atau bulan sabit akan mudah terlihat dari wilayah benua Amerika, terutama bagian tengah dan selatan. Dengan demikian, berdasarkan kemungkinan rukyat hilal global,

1 Sya’ban 1439 H jatuh pada hari Selasa, 17 April 2018 M.

 

Tanggal di atas telah terkonfirmasi berdasarkan foto bulan sabit hasil rukyatul hilal global untuk 1 Sya’ban 1439 H yang terlihat pada Senin, 16 April 2018.

Berikut ini adalah peta visibilitas hilal Sya’ban 1439 H yang mendukung penetapan tanggal hijriyah di atas.

Lihat juga: Kalender Islam 2018 di situs Alhabib

Meskipun demikian, untuk wilayah Indonesia dan sebagian besar Asia, bulan sabit baru akan lebih mudah teramati pada hari Selasa petang. Bagi mereka yang mengikuti rukyatul hilal lokal, maka 1 Sya’ban 1439 H bisa dimulai pada hari Rabu, 18 April 2018.

Tanggal-tanggal penting Bulan Sya’ban 1439 H

Bulan Sya’ban 1439 H diperkirakan berumur 30 hari dan akan berakhir pada tanggal 16 Mei 2018. Tabel berikut ini menyajikan beberapa tanggal hijriyah yang mungkin bermanfaat bagi kaum muslimin terkait puasa dan ibadah.

Awal Bulan Sya’ban1 Sya’ban 1439 HSelasa17 April 2018
Puasa Sunnah Ayyamul Bidh13 Sya’ban 1439 HAhad29 April 2018
Puasa Sunnah Ayyamul Bidh14 Sya’ban 1439 HSenin30 April 2018
Puasa Sunnah Ayyamul Bidh15 Sya’ban 1439 HSelasa01 Mei 2018
Nishfu Sya’ban15 Sya’ban 1439 HSelasa01 Mei 2018

Catatan: Malam Nishfu Sya’ban adalah malam Selasa (dimulai sejak maghrib hari Senin, 30 April 2018).

Semoga bermanfaat.

Habib bin Hilal

Habib bin Hilal adalah pengelola dan Editor dari blog ini serta situs Alhabib - Mewarnai dengan Islam.

2 Comments

  1. Assalamualaikum wr wb
    Kang, sepertinya seorang muslim perlu melek sedikit astronomi ya?

    • Wa’alaikum salam wr. wb.

      Ya, akan baik jika faham dan bisa bermanfaat bagi maslahat umat. Terutama bagi mereka yang memiliki peran dalam menuntun ummat: misalnya para alim ulama dan pejabat penentu kebijakan.

      Namun tentunya ilmu astronomi bukanlah ilmu yang wajib bagi setiap orang muslim. Mereka yang berilmu sedikit sebaiknya membuka cakrawala berfikir dan tidak menutup diri dari pendapat orang lain. Mereka yang berilmu banyak juga janganlah sombong dan merasa paling benar pendapatnya.

      Pada akhirnya, permasalahan kalender yang mempengaruhi orang banyak perlu diputuskan secara arif dan berbekal aneka ilmu, tidak hanya astronomi.

Tinggalkan Balasan