Potensi perbedaan itu terlihat dari beberapa pernyataan di media selama ini. Muhammadiyah telah menetapkan akan ber-Idul Fitri tanggal 17 Juli 2015 apapun nanti keputusan sidang Itsbat dari Pemerintah RI. NU, dalam situs resminya menyatakan kemungkinan adanya perbedaan ini dengan menyatakan bahwa hilal pada 16 Juli 2015 akan sangat sulit untuk bisa terlihat karena ketinggiannya hanya sekitar 3 derajat di atas ufuk.
Sementara itu, PERSIS akan menuntut adanya bukti visual bahwa bulan sabit atau hilal akan sudah terlihat pada petang hari 16 Juli 2015. Menurut perhitungan imkan rukyat PERSIS, berdasarkan kriteria LAPAN 2010, hilal tidak mungkin terlihat pada petang hari itu. Dengan demikian, lebaran atau 1 Syawal 1436 H akan jatuh pada hari Sabtu, 18 Juli 2015.
Peta ini dibuat berdasarkan kriteria Muhammad Audah (M Odeh, 2006) dengan bantuan layanan HilalMap. Indonesia berada dalam wilayah wujudul hilal di mana bulan sudah di atas ufuk saat matahari tenggelam namun tidak akan terlihat oleh mata atau dengan bantuan teleskop. Keaadaan di Indonesia pada petang hari Kamis, 16 Juli 2015 ini tidak berbeda jauh dengan Arab Saudi. Pada peta terlihat Arab Saudi dan negara-negara teluk lainnya juga berada pada wilayah yang tidak akan bisa melihat hilal Syawal 1436 H pada petang hari Kamis.
Bulan, seperti di Indonesia, akan berada di atas ufuk setelah matahari terbenam hanya sekitar 12 menit. Dan ketinggian bulan saat itu adalah sekitar 2,5 derajat. Kondisi ini sangat tidak memungkinkan bagi hilal untuk bisa terlihat.
Sementara itu, kalender resmi Ummul Qura, Arab Saudi tahun 2015 menyatakan bahwa 1 Syawal 1436 H jatuh pada 17 Juli 2015. Namun perlu dicatat, untuk Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah, pemerintah Arab Saudi biasanya akan menetapkan tanggal 1 berdasarkan laporan rukyatul hilal, apakah bulan bisa dilihat atau tidak pada akhir bulan hijriyah sebelumnya.
Markaz Pengamatan | Hari | Jam | Ijtima’ |
---|---|---|---|
Mekah, Arab Saudi, 21:25:22N 39:49:14E | Kamis, 16 Juli 2015 | 19:06:02 (Maghrib) | Kamis, 16 Juli 2015, 1:24 UTC. |
Obyek | RA | Dec | Altitude | Alt (topo) | Azimuth | % Tersinari | Terbit | Terbenam |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Matahari | 07:42.8 | +21:20 | -00:51 | 293:22 | 05:48 | 19:06 | ||
Bulan | 08:08.6 | +15:34 | +02:38 | +01:42 | 285:42 | 0.37 | 06:00 | 19:18 |
ARCV (geo) | ARCV (topo) | DAZ | LAG | ARCL | W’ | Parallax | Umur | Imkan Rukyat |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
ARCV: Arc of Vision; Beda ketinggian bulan dengan matahari. DAZ: Beda azimuth bulan dengan matahari. LAG: Jeda tenggelam matahari dengan bulan. ARCL: Arc of Light; Elongasi atau derajat keterpisahan antara bulan dengan matahari. W’: Tebal sabit bulan (toposentris). Imkan Rukyat: prediksi keterlihatan bulan sabit berdasarkan kriteria tertentu. | ||||||||
+02:33 | +02:33 | +07:40 | 00:12 | +08:25 | 0.163 | 61.91 | 13.7 jam | Kriteria Odeh (2006); q=-3.607 (Tidak kasat mata) |
Secara hisab, Ijtima’ akhir Jumada al-Ula 1446 H terjadi hari Ahad, 1 Desember…
Berdasarkan hisab visibilitas hilal 1 Jumadil Awal 1446 H, bulan sabit pertama akan bisa diamati…
Kementerian Agama Republik Indonesia telah secara resmi merilis Kalender Islam 2025. Kemenag RI memberi tajuk…
Bulan Rabiul Akhir 1446 H ditandai dengan ijtimak siklus bulan ke-17.344 dalam kalender hijriyah yang…
Prosesi rukyatul hilal atau melihat hilal awal bulan Dzulhijah telah dilakukan di berbagai negara pada…
Berdasarkan keputusan Mahkamah Agung Arab Saudi kemarin petang waktu setempat, ditetapkan bahwa 1 Dzulhijah 1445…
View Comments
terima kasih pencerahannya ...