Mushhaf Al Qur’an Tertua dari Abad ke-7 Ditemukan di Sana’a, Yaman

Jika kaum muslimin di Tasykent, Uzbekistan percaya bahwa mereka memiliki koleksi Mushhaf Al Qur’an tertua di dunia, maka kepercayaan itu mungkin harus diubah karena di kota Sana’a, Yaman tersimpan lembar-lembar Al Qur’an dengan usia yang lebih tua.

Lembar-lembar Al Qur’an tua ini ditemukan pada tahun 1972 dari sebuah loteng di Masjid Besar kota Sana’a saat salah satu dinding masjidnya roboh karena hujan yang amat deras. Ribuan lembaran teks kuno ditemukan di sana dan akhirnya disimpan di Darul Makhtutah (Gedung Naskah/Manuskrip) untuk diteliti, direstorasi dan disimpan lebih lanjut.

Salah satu lembar parkamen berisi naskah Al Qur'an tertua yang ditemukan di Masjid Besar Sana'a, Yaman. Al Qur'an ini dipastikan ditulis pada abad ke-7 masehi (sebelum tahun 671 M).

Salah satu lembar parkamen berisi naskah Al Qur’an tertua yang ditemukan di Masjid Besar Sana’a, Yaman. Al Qur’an ini dipastikan ditulis pada abad ke-7 masehi (sebelum tahun 671 M).

Al Qur’an Tertua dari Abad ke-7

Penelitian sejak tahun 1980-an menemukan bahwa di antara naskah kuno tersebut terdapat lembaran parkamen yang menyusun menjadi beberapa jilid tak lengkap dari Al Qur’an. Penelitian lanjutan menunjukkan bahwa Al Qur’an tersebut ditulis dalam huruf gaya Hijaz yang populer pada abad ke-7 masehi. Berdasarkan penanggalan radioaktif karbon pada tinta yang digunakan dipastikan bahwa Al Qur’an tersebut ditulis sebelum tahun 671 M. Artinya ia ditulis hanya berselang 40 tahun sejak meninggalnya Nabi Muhammad saw.

Isi dan susunan Al Qur’an tertua dari Sana’a ini bersesuain sekali dengan Mushhaf Utsmani yang menjadi standar hingga sekarang. Hal ini menunjukkan bagaimana proses standarisasi Al Qur’an yang dilakukan oleh Khalifah Utsman bin Affan di masa pemerintahannya sangat berhasil dan dipatuhi hingga ke wilayah Sana’a, di Yaman.

Sebagai contoh, gambar di atas adalah salah satu lembar Al Quran tertua ini yang meliputi surat Al Baqarah (2) ayat 265-271. Isinya sama dengan standar al Qur’an Utsmani di jaman sekarang:

وَمَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ وَتَثْبِيتاً مِنْ أَنْفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍ بِرَبْوَةٍ أَصَابَهَا وَابِلٌ فَآَتَتْ أُكُلَهَا ضِعْفَيْنِ فَإِنْ لَمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

أَيَوَدُّ أَحَدُكُمْ أَنْ تَكُونَ لَهُ جَنَّةٌ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ لَهُ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَأَصَابَهُ الْكِبَرُ وَلَهُ ذُرِّيَّةٌ ضُعَفَاءُ فَأَصَابَهَا إِعْصَارٌ فِيهِ نَارٌ فَاحْتَرَقَتْ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآَيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنْفِقُونَ وَلَسْتُمْ بِآَخِذِيهِ إِلَّا أَنْ تُغْمِضُوا فِيهِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ

الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلاً وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْراً كَثِيراً وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ

وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ نَفَقَةٍ أَوْ نَذَرْتُمْ مِنْ نَذْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُهُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِنْ سَيِّئَاتِكُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Dua Versi Naskah Al Qur’an

Sebagian peneliti non-muslim dan orientalis mencoba menaruh keraguan akan kesucian dan keaslian Al Qur’an dari hasil penelitian atas naskah Sana’a ini. Mereka mencoba menunjukkan bahwa Al Qur’an telah diubah dengan membaca tulisan yang telah dihapus dari parkamen naskah tersebut. Dan memang dengan teknologi sinar X dapat dilihat bekas-bekas tulisan yang telah dihapus dan diganti dengan naskah Al Qur’an tersebut.

Contoh hasil pembacaan tinta lama yang telah terhapus dari naskah Al Qur'an tertua dari Sana'a, Yaman.

Contoh hasil pembacaan tinta lama yang telah terhapus dari naskah Al Qur’an tertua dari Sana’a, Yaman.

Bahan yang dipakai untuk penulisan naskah tersebut adalah parkamen yang cukup berharga di masanya. Mereka biasa memakai ulang parkamen dengan menghapus tulisan yang sudah tidak diperlukan dan menggantinya dengan yang baru. Tinta yang lama dicuci dan dihapus, kemudian tinta baru dituliskan di atasnya. Bekas-bekas tinta lama yang terserap dalam parkamen tersebut kini bisa dilihat kembali dengan teknologi sinar X.

Hasil pembacaan tulisan lama menunjukkan bahwa itu adalah naskah al Qur’an juga. Namun, banyak sekali ditemukan perbedaan penulisan huruf atau kata. Meskipun demikian, sangat sedikit yang mengubah arti dari naskah Al Qur’an itu sendiri.

Bagi kaum muslimin perbedaan semacam ini tidaklah menodai kesucian Al Qur’an dan justru menunjukkan bagaimana Allah menjaga kemurnian Al Qur’an itu sendiri. Sangat mungkin bahwa naskah lama yang dihapus tersebut adalah naskah yang memang setelah diteliti lebih lanjut banyak mengandung kesalahan atau tidak bersesuaian dengan Mushhaf Utsmani induk yang pada saat itu mulai disebarkan untuk dijadikan rujukan. Perintah Khalifah Utsman untuk memusnahkan Al Qur’an yang tidak sesuai dengan huruf atau dialek Quraisy mungkin menjadi penyebab dihapusnya naskah Qur’an yang lama untuk digantikan dengan yang baru yang lebih sesuai dengan rujukan.

Semoga bermanfaat.

Save

Save

Habib bin Hilal

Habib bin Hilal adalah pengelola dan Editor dari blog ini serta situs Alhabib - Mewarnai dengan Islam.

Tinggalkan Balasan