Berita dari Paris, Perancis. Kantor berita Reuters melaporkan bahwa Dewan Muslim Perancis (CFCM) telah bersepakat pada hari Kamis, minggu kemarin, untuk menggunakan perhitungan astronomis dalam menentukan awal bulan Ramadhan dan hari-hari besar islam lainnya.
Mereka akan menggunakan hisab sebagai ganti rukyatul hilal atau melihat bulan sabit untuk menentukan tanggal dalam kalender islam. Presiden Dewan Muslim Perancis, Muhammad Musawwi mengatakan bahwa metode yang dipakai sebelumnya telah menciptakan kekacauan dalam penjadwalan kegiatan hari raya, kerja ataupun akademis.
Di Perancis, terdapat sekitar 5 juta muslim dan merupakan populasi terbesar di Eropa.
“Semua itu akan disederhanakan,” katanya sembari mengumumkan bahwa Ramadhan di Perancis akan dimulai pada tanggal 9 Juli 2013.
“Ini bersejarah. Sekarang semua orang islam di Perancis dapat memulai Ramadhan bersama-sama,” kata pemimpin muslim Lyon, Azzedine Gaci.
Muslim di negeri Eropa biasanya terpecah dalam mengawali Ramadhan atau hari besar islam lainnya. Sebagian mengikuti keputusan Dewan Muslim di negaranya, sebagian mengikuti perhitungan dari organisasi di negeri asalnya, sebagian yang lain mengikuti keputusan Arab Saudi.
Para ilmuwan muslim dan sebagian ulama masih berselisih dalam penentuan awal bulan islam. Mereka yang mengusulkan penggunaan perhitungan astronomis berpendapat bahwa dengan semakin globalnya komunikasi saat ini, akan semakin tidak tidak nyaman dan tidak praktis ketika negara yang berbeda memulai Ramadhan atau bulan islam lainnya secara berbeda pula.
Seperti yang ditulis dalam press release di situs web Dewan Muslim Perancis, kriteria awal bulan hijriyah yang dipakai adalah:
Altitude (tinggi bulan) > 5°, elongation (derajat terpisahnya bulan dengan matahari) > 8°
Kriteria ini sama dengan yang dipakai oleh Turki dalam membuat kalender islamnya. Kriteria ini diberlakukan untuk wilayah global, tidak hanya di Perancis saja. Artinya, jika di mana saja di dunia, pada petang hari posisi bulan sudah memenehui kriteria di atas, maka bulan baru islam telah masuk.
Perancis, dengan demikian, mengikuti keputusan Konferensi Internasional tentang Rukyatul Hilal pada tahun 1978 yang telah menyepakati kriteria di atas. Kriteria tersebut memungkinkan penyatuan kalender islam secara internasional dan tetap menggunakan prinsip rukyatul hilal karena dengan posisi bulan seperti itu, bulan akan bisa dirukyat di salah satu tempat di muka bumi.
Kapan Indonesia mengikuti keputusan Konferensi tersebut ya?
Secara hisab, Ijtima’ akhir Jumada al-Ula 1446 H terjadi hari Ahad, 1 Desember…
Berdasarkan hisab visibilitas hilal 1 Jumadil Awal 1446 H, bulan sabit pertama akan bisa diamati…
Kementerian Agama Republik Indonesia telah secara resmi merilis Kalender Islam 2025. Kemenag RI memberi tajuk…
Bulan Rabiul Akhir 1446 H ditandai dengan ijtimak siklus bulan ke-17.344 dalam kalender hijriyah yang…
Prosesi rukyatul hilal atau melihat hilal awal bulan Dzulhijah telah dilakukan di berbagai negara pada…
Berdasarkan keputusan Mahkamah Agung Arab Saudi kemarin petang waktu setempat, ditetapkan bahwa 1 Dzulhijah 1445…
View Comments
koq sepi komen... gimana nih mui mo ikutan ga? indah sekali kalau seluruh dunia pake satu kalender