Secara hisab, Ijtima’ akhir Jumada al-Ula 1446 H terjadi hari Ahad, 1 Desember 2024 M pukul 13:21:23 WIB. Di wilayah Indonesia saat maghrib tinggi Bulan antara -0° 40’ 26” s/d 0° 50’ 23”, dan jarak elongasi Bulan-Matahari antara 4° 44’ 11” s/d 5° 15’ 05”. Dengan demikian:
Awal Bulan Jumadil Akhir 1446 Menurut Hisab
Menurut metode hisab Imkan rukyat
Menurut metode hisab imkan rukyat baru MABIMS yang dipakai oleh Pemerintah, PERSIS dan lainnya, pada saat Maghrib Ahad (malam Senin) 29 Jumada al-Ula 1446 H/1 Desember 2024 M, ijtimak sudah terjadi sebelum Maghrib, namun posisi hilal di wilayah Indonesia secara hisab belum bisa dilihat (not visible/belum imkan rukyat), sebab posisi bulan belum memenuhi kriteria keterlihatan hilal (Imkan rukyat) MABIMS (3-6.4), mengingat tinggi Bulan di wilayah Indonesia antara -0° 40’ 26” s/d 0° 50’ 23”, dan jarak elongasi Bulan-Matahari antara 4° 44’ 11” s/d 5° 15’ 05, hingga Jumada al-Ula 1446 H digenapkan 30 hari dan 1 Jumada al-Akhirah 1446 H ditetapkan bertepatan dengan Selasa, 3 Desember 2024.
Menurut metode hisab wujudul hilal.
Sebagaimana diketahui, kini hisab wujudul hilal sudah ditinggalkan oleh Muhamadiyah. Namun seandainya masih ada yang menggunakan hisab wujudul hilal, maka perhitungannya sebagai berikut: Menurut metode hisab Wujudul Hilal pada saat Maghrib Ahad (malam Senin) 29 Jumada al-Ula 1446 H /1 Desember 2024, ijtimak sudah terjadi sebelum Maghrib, kemudian posisi hilal di Yogyakarta, secara hisab sudah wujud di atas ufuk. Hingga 1 Jumada al-Akhirah 1446 H ditetapkan bertepatan dengan Senin, 2 Desember 2024 M.
Menurut metode Hisab Imkan Rukyat TURKI (KIG TURKI2016) atau KGHT
Sejak bulan al-Muharam 1446 H Muhamadiyah beralih dari hisab wujudul hilal ke hisab imkan rukyat yang diberlakukan secara global dengan prinsip satu hari satu tanggal yang kemudian diistilahkan dengan KHGT (Kalender Hijriah Global Tunggal). Bila memperhatikan peta visibilitas hilal IR TURKI/KHGT maka pada saat Maghrib Ahad (malam Senin) 29 Jumada al-Ula 1446 H /1 Desember 2024, ijtimak sudah terjadi, kemudian kriteria IR Turki/KHGT sudah terpenuhi di Benua Amerika. Hingga 1 Jumada al-Akhirah 1446 H ditetapkan bertepatan dengan Senin, 2 Desember 2024 M.
Menurut metode Hisab Imkan Rukyat Rekomendasi Jakarta 2017 (KIG2017 Jakarta)
Prinsip penetapan awal bulan berdasarkan KIG2017 Jakarta adalah sebagai berikut :
1. Kriteria imkan rukyat (tinggi 3° dan Elongasi 6.4°) sudah terpenuhi.
2. Wilayah rujukannya adalah kawasan barat Asia Tenggara.
Bila memperhatikan data hisab dengan kriteria Imkan rukyat rekomendasi Jakarta, yaitu tinggi hilal 3° dan Elongasi 6.4°, maka pada saat Maghrib Ahad (malam Senin) 29 Jumada al-Ula 1446 H /1 Desember 2024, ijtimak sudah terjadi namun posisi hilal di wilayah Barat Asia Tenggara secara hisab belum bisa diliht (not visible/goer imkan rukyat), sebab tinggi Bulan di daerah barat Asia Tenggara belum mencapai 3°, hingga 1 Jumada al-Akhirah 1446 H ditetapkan bertepatan dengan Selasa, 3 Desember 2024.
Lihat juga:
Awal Bulan Jumadal Akhirah 1446 H Menurut Metode Rukyat
Adapun menurut metode rukyatul hilal seperti yg dipakai oleh NU, ketetapan 1 Jumada al-Akhirah 1446 H akan ditentukan sesaat setelah rukyat hilal pada 29 Jumada al-Ula 1446 H yang bertepatan dengan Ahad (malam Senin) 1 Desember 2024. Bila hilal berhasil di rukyat (diamati) maka 1 Jumada al-Akhirah 1446 H akan ditetapkan Senin, 2 Desember 2024. Bila hilal tidak berhasil dirukyat, maka Jumada al-Ula 1446 H akan di genapkan 30 hari, dan 1 Jumada al-Akhirah 1446 H akan ditetapkan Selasa, 3 Desember 2024.
Namun merujuk pada hasil Muktamar NU ke-34 di Lampung, terkait kriteria rukyat, kondisi hilal 29 Jumada al-Ula 1446 H/1 Desember 2024 M termasuk pada istihalah al-rukyat (Mustahil bisa di rukyat) mengingat posisi hilal antara -0° 40’ 26” s/d 0° 50’ 23”, dan jarak elongasi Bulan-Matahari antara 4° 44’ 11” s/d 5° 15’ 05, serta belum masuk pada IRNU (Imkan Rukyat NU) yaitu tinggi hilal 3° dan elongasi 6.4°. Kriteria imkan rukyah di NU memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai dasar pembuatan almanak NU dan sebagai dasar penerimaan/penolakan laporan rukyatul hilal dalam penentuan awal bulan Hijriyah. Maka kalaupun nanti Ahad (malam Senin) 1 Desember 2024 ada yang bersaksi melihat hilal, maka kesaksiannya akan ditolak oleh NU.
Perlu diketahui, ketika posisi hilal masuk istihalah rukyat, rukyat di NU tidak lagi wajib kifayah.
Arab Saudi
Adapun Arab Saudi yang juga merupakan pengamal metode rukyat, pada rukyat dilaksanakan saat maghrib tanggal 29 Jumada al-Ula 1446 H / Ahad (malam Senin) 1 Desember 2024 M. Secara hisab Ijtimak sudah terjadi sebelum Maghrib. Kemudian saat maghrib posisi bulan (hilal) positif di atas ufuk. Walaupun posisi hilal di Saudi Arabia belum memenuhi kriteria visibilitas hilal manapun, namun besar kemungkinan 1 Jumada al-Akhirah 1446 H akan ditetapkan Senin, 2 Desember 2024 sama dengan kalender Ummul Quranya.
Begitupun untuk para pengamal rukyat global (seperti HT), yang berkiblat ke Makkah, Saudi (sebagai Markaz rujukan) ada kemungkinan memutuskan 1 Jumada al-Akhirah 1446 H bertepatan dengan Senin, 2 Desember 2024
Kesimpulan Awal Bulan Jumadal Akhiran 1446 H
Menurut Hisab Imkan Rukyat (Pemerintah, PERSIS dll) 1 Jumada al-Akhirah 1446 H = Selasa, 3 Desember 2024.
Menurut Hisab Wujudul Hilal (?) 1 Jumada al-Akhirah 1446 H = Senin, 2 Desember 2024.
Menurut Hisab KIG2016 Turki/KHGT, 1 Jumada al-Akhirah 1446 H = Senin, 2 Desember 2024.
Menurut Hisab KIG2017 Jakarta, 1 Jumada al-Akhirah 1446 H = Selasa, 3 Desember 2024.
Menurut Metode rukyat (NU), 1 Jumada al-Akhirah 1446 H = Selasa, 3 Desember 2024.
Menurut Metode rukyat (Saudi) kemungkinan besar 1 Jumada al-Akhirah 1446 H = Senin, 2 Desember 2024.
Menurut Metode rukyat Global (HT), ada kemungkinan besar 1 Jumada al-Akhirah 1446 H = Senin, 2 Desember 2024.
Penulis: Abu Sabda