Terkadang sifat ujub, pamer, atau sombong muncul di dalam diri kita. Ia bersumber dari sesuatu yang kita harapkan agar kita dihargai orang lain atau berharap dengan itu terangkatlah martabat kita. Namun bisa jadi, perasaan atau harapan itu telah melampaui batas, dan menjadikan amalan kita lebur.
Berikut ini adalah nasihat dan perkataan Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyah Rahimahullah (7 Rajab 691 H – 13 Rajab 751 H) terkait dengan ujub dan kesombongan diri:
Ketika Ujub Menyelimuti Hati
“Jika Allah memudahkan bagimu mengerjakan sholat malam, maka janganlah memandang rendah orang-orang yg tidur.”
“Jika Allah memudahkan bagimu melaksanakan puasa, maka janganlah memandang orang-orang yg tidak bepuasa dengan tatapan menghinakan.”
“Jika Allah memudahkan bagimu pintu untuk berjihad, maka janganlah memandang orang-orang yang tidak berjihad dengan pandangan meremehkan.”
“Jika Allah memudahkan pintu rezeki bagimu, maka janganlah memandang orang-orang yang berhutang dan kurang rezekinya dengan pandangan yang mengejek dan mencela. Karena itu adalah titipan Allah yang kelak akan dipertanggungjawabkan.”
“Jika Allah memudahkan pemahaman agama bagimu, janganlah meremehkan orang lain yang belum faham agama dengan pandangan hina.”
“Jika Allah memudahkan ilmu bagimu, janganlah sombong dan bangga diri karenanya. Sebab Alloh lah yang memberimu pemahaman itu.”
“Dan boleh jadi orang yang tidak mengerjakan qiyamul lail, puasa (sunnah), tidak berjihad, dan semisalnya, lebih dekat kepada Alloh darimu.”
“Sungguh engkau terlelap tidur semalaman dan ketika bangun di pagi harinya menyesal, lebih baik bagimu daripada engkau qiyamul lail semalaman namun pagi harinya engkau merasa Ta’jub dan bangga dengan amalmu. Sebab tidak layak orang merasa bangga dengan amalnya, karena sesungguhnya ia tidak tahu amal yang mana yang Alloh akan terima?
Semoga hati ini terhindar dari ‘ujub.