Idul Fitri 1437 H dan Pareidolia Hilal Rukyat

Posisi bulan terhadap matahari dan ufuk pada petang hari Senin, 4 Juli 2016 menunjukkan bahwa bulan berada di bawah ufuk sehingga mustahil untuk dirukyat. Lokasi simulasi: Pelabuhan Ratu.

Posisi bulan terhadap matahari dan ufuk pada petang hari Senin, 4 Juli 2016 menunjukkan bahwa bulan berada di bawah ufuk sehingga mustahil untuk dirukyat. Lokasi simulasi: Pelabuhan Ratu.

Konjungsi atau ijtimak pra syawal/akhir Ramadhan besok terjadi pada senin 4 Juli 2016, pukul 18.02 WIB, setelah maghrib. Posisi hilal saat itu juga masih dibawah ufuk, alias minus 1,18 derajat. Sesuai SOP, pemerintah nanti tetap menyebar para tenaga rukyat ke pos-pos pengamatan hilal. Kondisi hilal yang masih minus tersebut mustahil dirukyat, meski dengan alat paling canggih sekalipun. Dengan demikian, Idul fitri akan jatuh pada rabu, 6 Juli 2016. InsyaAllah akan serempak, baik NU, Muhammadiyah, maupun pemerintah. Arab saudi juga mungkin sama, mengingat hilal di sana juga masih minus.

Namun bisa jadi nanti ada laporan hilal terlihat, misalnya dari Arab Saudi. Hal ini bisa terjadi bila tenaga perukyatnya adalah orang awam (bukan ahli astronomi observasi) yang tidak bisa membedakan antara hilal dengan benda lain di langit, seperti cahaya lampu pesawat terbang, planet, ataupun benda lain. Apalagi 4 Juli nanti planet venus berada di dekat hilal dan ketinggiannya mencapai sekitar 6 derajat. Bisa jadi akan dianggap hilal, seperti laporan hilal Arab Saudi tahun 2011. Dalam kasus seperti ini, perukyat mengalami salah identifikasi, dan ini dalam ilmu psikologi disebut Pareidolia. Apa itu pareidolia?

Situs kamus-indonesia.com mendefinisikan pareidolia dengan: “Kecenderungan untuk menginterpretasikan stimulus samar-samar sebagai sesuatu sebelumnya diketahui pengamat,” seperti menafsirkan tanda di Mars sebagai kanal, melihat bentuk awan sebagai semar (di Yogyakarta dulu), mengidentifikasi cahaya tertentu sebagai hilal.”

Dalam sebuah foto yang dirilis NASA, tampak di permukaan Mars terdapat “penampakan” wajah seseorang. Namun berdasarkan foto-foto terbaru dengan resolusi tinggi, gambar ini ternyata hanyalah sebuah kenampakan geologi yang alami. Bentuk wajah mungkin akan muncul tergantung pada sudut penglihatan dan juga pencahayaan. Namun, foto ini memberikan inspirasi bagi banyak buku dan film fiksi-ilmiah. Inilah pareidolia paling terkenal.

Bila para perukyat hilal nanti benar-benar mengalami Pareidolia, maka siap-siap lebaran kita nanti tidak kompak lagi.

Penulis: Aliimron Thiunsuka

Habib bin Hilal

Habib bin Hilal adalah pengelola dan Editor dari blog ini serta situs Alhabib - Mewarnai dengan Islam.

Tinggalkan Balasan