Masjid di Dalam Perut Bumi Ini Ada Di Indonesia

Masjid bernama Masjid Jami’ Baabul Munawwar ini termasuk unik, dan mungkin merupakan satu-satunya di dunia: masjid jami’ terdalam di muka bumi. Ia berada di kedalaman sekitar 1760 m dari permukaan tanah dan sekaligus berada sekitar 3000 m di atas muka laut. Kok bisa? Ya, ternyata masjid ini berada di lokasi pertambangan bawah tanah.

Pemandangan pintu masuk Masjid dalam perut bumi, masjid terdalam di dunia: Baabul Munawwar, Tembagapura, Papua.

Pemandangan pintu masuk Masjid dalam perut bumi, masjid terdalam di dunia: Baabul Munawwar, Tembagapura, Papua.

Sholat berjamaah di Masjid Baabul Munawwar, masjid dalam perut bumi, Tembagapura, Papua.

Sholat berjamaah di Masjid Baabul Munawwar, masjid dalam perut bumi, Tembagapura, Papua.

Masjid Baabul Munawwar ini terletak di Papua, tepatnya di area pertambangan PT Freeport, Tembagapura. Meski di dalam perut bumi, areanya cukup luas karena bisa menampung jamaah sebanyak 250 orang. Memang, masjid yang berada di bawah daerah Tembagapura, Timika Papua ini sengaja dibuat untuk para karyawan muslim agar tetap bisa melaksanakan ibadah shalat dengan mudah.

Menurut kabar, masjid tersebut masih belum lama dibuat, tepatnya diresmikan pada bulan Juni lalu. Selain Masjid Baabul Munawwar, di sampingnya terdapat Gereja Oikumene Soteria untuk umat Kristen yang bekerja di pertambangan.

Mengingat letaknya yang berada di perut bumi, maka dipasang juga alat memompa udara bersih dan untuk menyedot udara kotor keluar menuju permukaan. Dengan demikian suasana di dalam masjid pun tetap nyaman.

Lokasi masjid dalam perut bumi, di daerah DMLZ (Deep Mill Level Zone) berwarna arsiran merah. Lihat kedalamannya dari muka tanah dan ketinggiannya dari muka air laut.

Lokasi masjid dalam perut bumi, di daerah DMLZ (Deep Mill Level Zone) berwarna arsiran merah. Lihat kedalamannya dari muka tanah dan ketinggiannya dari muka air laut.

Referensi: Rovicky

Habib bin Hilal

Habib bin Hilal adalah pengelola dan Editor dari blog ini serta situs Alhabib - Mewarnai dengan Islam.

One Comment

Tinggalkan Balasan